
Jenis-jenis Klausa
1. Berdasarkan struktur internalnya
Klausa yang terdiri dari S dan P disebut klausa lengkap, dan klausa yang tidak ber-S di sebut klausa tak lengkap, berdasarkan struktur internalnya, klausa dapat dibedakan menjadi dua golongan, ialah klausa lengkap yang S-nya terletak di depan P, dan klausa lengkap yang s_nya terletak di belakang p,. Yang di sebut klausa lengkap susun biasa, misalnya:
· Badan orang itu sangat besar
· Para tamu masuklah ke ruang tamu
Dan yang selanjutnya di sebut klausa lengkap susun balik atau klausa invensi, misalnya:
· Sangat besar badan orang itu
· Masuklah para tamu ke ruang tamu
Dalam contoh badan orang itu adalah S, sangat besar adalah P , para tamu adalah S masuklah menduduki fungsi P, dan ke ruang tamu merupakan KET.
Klausa tak lengkap hanya terdiri dari P, disertai O,PEL, KET atau tidak, misalnya:
· Sedang bermain-main
· Menulis surat
· Telah berangkat ke jakarta
Contoh-contoh di atas tidak dimulai dengan huruf kapital dan tidak diakiri dengan tanda baca karena contoh-contoh tidak merupakan kalimat.
2. Berdasarkan ada tidaknya kata negatif yang secara gramatik menegatifkan p
Berdasarkan ada tidaknya negatif yang secara gramatik menegatifkan P, klausa dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu klausa positif dan klausa negatif.
a. Klausa positif
Klausa positif ialah klausa yang tidak memiliki kata-kata negatif yang secara gramatik menegatifkan P. Kata-kata negatif itu ialah tidak, tak, tiada, bukan, belum, dan jangan. Misalnya:
· Mereka diliputi oleh perasaan senang
· Mertua itu sudah dianggap sebagai ibunya
· Muka mereka pucat-pucat
b. Klausa negatif
Klausa negatif adalah klausa yang memiliki kata-kata negatif yang secara ngamatik menegatifkan P. Misalnya:
· Mereka tidakbekerja
· Orang tuanya tiada di rumah
· Orang itu bukan tetangga saya
3. Berdasarkan kategori kata atau frase yang menduduki fungsi P
a. Klausa nomina
Klausa nomina ialah klausa yang P-nya terdiri dari kata atau frase golongan N. Misalnya:
· Ia guru
· Yang dibeli orang itu sepeda
· Yang diperjuangkan kebenaran
Kata golongan N atau nomina ialah kata-kata yang secara gramatik berciri-ciri sebagai berikut:
o Pada tataran klausa secara dominasi menduduki fungsi S dan O, sekalipun dapat juga menduduki fungsi P dan KET. Seperti:
Ahmad membeli sepeda
o Pada tataran frasa kata golongan N tidak dapat dinegatifkan dengan kata tidak: *tidak Ahmad, *tidak sepeda
o Pada tataran frase kata golongan N dapat diikuti kata itu yang diektik: ahmad itu, sepeda itu
o Pada tataran frase kata golongan N dapat didahukui kata-kata yang menyatakan jumlah, baik dengan kata-kata yang menyatakan sesuatu maupun tidak dua orang ahmad, dua buah sepeda
Satuan frase yang mempunai distribusi yang sama dengan klata golongan N disebut frase nomina. Frase Ahmad itu, sepeda itu, dua orang Ahmad, dua buah sepeda, semuanya termasuk golongan frase nomina karena memiliki distribusi yang sama dengan kata holongan N.
b. Klausa Verba
Klausa verba ialah klausa yang P-nya terdiri dari kata atau frase V. Misalnya:
· Petani mengerjakan sawahnya dengan tekun
· Dengan rajin bapak guru memeriksa karangan murid
· Tanah perswahan di delanggu subur
· Iudaranya panas
Kata golonga V atau kata verbal ialah kata-kata yang mempunyai perilaku sebagai berikut:
o Pada tatran klausa kata golongan V mempunyai kecenderungan menduduki fungsi P. Misalnya kata-kata mengerjakan, memeriksa, subur, dan panas pada contoh
o Pada tataran frase kata golongan V dapat dinegatifkan dengan kata tidak: tidak mengerjakan, tidak memeriksa, tidak subur, tidak panas.
c. Klausa bilangan
Klausa bilangan atau klausa numeral ialah klausa yang P-nya dari kata frase golongan bil. Misalnya:
· Roda truk itu enam
· Kucing paman hanya dua ekor
Kata bilangan ialah kata-kata yang dapat diikuti oleh kata penunjuk satuan, ialah kata-kata orang, ekor, batang, keping, buah, kodi, helai, meter, kilogram, kotak, botol, bungkus, dll. Misalnya: kata satu, dua dan seterusnya ; kedua, ketiga dan seterusnya; beberapa, setiap, dan sebagainya. Sedangkan frase bilan gan ialah frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata bilangan, misalnya dua ekor, tiga batang, lima bua.
d. Klausa preposisional
Klausa preposisional ialah klausa yang P-nya terdiri dari frase depan, ialah frase yang diawali oleh kata depan sebagai penanda. Misalnya:
· Beras itu dari Delanggu
· Kredit itu untuk para pengusaha lemah
· Pegawai itu ke kantor setiap hari
Ramlan, M. 1986. Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono.
0 Comments: