Zaman renaissance berhubungan dengan kata renaitre
yang bermakna lahir kembali. Zaman Renaissance yakni perubahan peradaban dan
kebudayaan Eropa menuju kehidupan modern. Pada masa renaissance yang sangat
berpengaruh adalah humanisme (kemanusiaan). Humanisme adalah prinsip pendidikan
yang memakai bahasa kuno sebagai dasar studi, jadi mempelajar bahasa dan
kebudayaan klasik dengan tujuan pedagogis dan ilmiah.
Para sarjana linguistik zaman Renaissance ini menolak pandangan sebelumnya (Abad
Pertengahan). Sarjana-sarjana Renaissance berpikir bahwa mereka yang telah
memutuskan secara radikal hubungan kaum Skolastika abad pertengahan. Pada zaman
ini dianggap sebagai jalan pembukaan abad pemikiran, abad modern. Akan tetapi,
kenyataan tidak demikian sepenuhnya, khususya dalam bidang linguistik.
Renaissance juga merupakan suatu perolehan kebelakang hasil-hasil karya klasik
zaman Greko Latin. Salah satu tokoh
linguistik yang cukup berpengaruh pada zaman Renaissance adalah Cicerus. Cicerus
mencoba memperbaiki pandangan sebelumnya dengan berpegang pada pandangan bahwa
kesastraan kuno klasik merupakan sumber segala nilai yang beradab. Selanjutnya,
ia lebih berkonsentrasi mengumpulkan dan mempublikasikan naskah-naskah kuno
klasik. Kondisi ini sempurna dengan ditemukan mesin cetak abad ke-15 yang
memungkinkan kelancaran dalam menyebarkan cetakan-cetakan baru nakah-naskah kuno klasik secara luas dan
cepat.
Pada
masa Renaissace menjadikan tata bahasa latin sebagai media pembantu dalam
memahami sastra dan penggunaan bahasanya.
Ada dua hal yang perlu dicatat pada zaman ini
khususnya dibidang linguistik.
·
Pertama, mereka
menuntut adanya manusia Homo Trilinguis. Para sarjana pada zaman ini pasti
mengenal bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani. Sebagai tambahan dan penting pula
ialah mereka juga menguasai linguistik dan bahasa Arab.
·
Kedua,
bahasa-bahasa lain di Eropa, selain Latin, Yunani, dan Arab hal yang
mendapatkan perhatian adalah penyusunan tata bahasa dan perbandingan bahasa.
Pada
masa Renaissance ini, bahasa-bahasa daerah di Eropa juga mulai mendapat
perhatian khusus para sarjana linguistik, seperti
1. tata bahasa Gaelih (Irlandia) abad ke-7,
2. tata bahasa Islan abad ke-13,
3. tata bahasa Pruvenso abad ke-13 serta tulisan-tulisan
yang mengamati tentang bahasa Baska abad ke-10 dan sebuah buku tata bahasa
Prancis.
Salah
satu orang yang sangat berjasa dalam menggalakkan studi bahasa daerah Eropa ini
adalah Dante. Dante melalui bukunya berjudul De Vulgari Eloquentina (gaya
bahasa orang banyak), mengembangkan minat terhadap bahasa daerah sehingga
berkembang luas dan buku-buku tata bahasa dicetak dalam jumlah besar.
Pada zaman ini kedudukan bahasa Yunani muncul kembali
dan bahasa latin menjadi bahasa klasik dan bahasa naskah. Bahasa Latin sebagai
bahasa gereja, bahasa terjemahan Kitab Suci Injil menjadi sangat ketat dan
mengikat dalam bidang tatabahasanya. Humanisme pada abad ini membawa kemajuan
pula bagi linguistik dengan pelan tetapi pandangan mereka agak luas. Artinya,
di luar bahasa Yunani dan Latin.
Ada
buku lain yang menyatakan bahwa Renaissance adalah masa linguistik Chauvinism;
kebanggaan akan bahasa sendiri yang berlebih-lebihan. Ini terbukti dengan
keberanian ahli filologi Swedia Kemke untuk menyatakan bahwa Tuhan berbicara
bahasa Swedia, Nabi Adam bahasa Denmark dan ular naga berbahasa Prancis, dan
seorang Belanda, Goropius Becanus berteori bahwa bahasa di surga adalah
bahasa-bahasa Belanda. Demikian pula raja Psammetichus dari Mesir (abad XVII)
sampai pada kesimpulan bahwa bahasa pertama adalah bahasa Mesir (kuno).
Sumber
Chaer,
Abdul. 2007. Linguistik Umum. Rineka
Cipta: Jakarta
0 Comments: