2020-09-20

Aliran Linguistik Pada Zaman Renaissance




Zaman renaissance berhubungan dengan kata renaitre yang bermakna lahir kembali. Zaman Renaissance yakni perubahan peradaban dan kebudayaan Eropa menuju kehidupan modern. Pada masa renaissance yang sangat berpengaruh adalah humanisme (kemanusiaan). Humanisme adalah prinsip pendidikan yang memakai bahasa kuno sebagai dasar studi, jadi mempelajar bahasa dan kebudayaan klasik dengan tujuan pedagogis dan ilmiah.
Para sarjana linguistik zaman Renaissance  ini menolak pandangan sebelumnya (Abad Pertengahan). Sarjana-sarjana Renaissance berpikir bahwa mereka yang telah memutuskan secara radikal hubungan kaum Skolastika abad pertengahan. Pada zaman ini dianggap sebagai jalan pembukaan abad pemikiran, abad modern. Akan tetapi, kenyataan tidak demikian sepenuhnya, khususya dalam bidang linguistik. Renaissance juga merupakan suatu perolehan kebelakang hasil-hasil karya klasik zaman Greko Latin.  Salah satu tokoh linguistik yang cukup berpengaruh pada zaman Renaissance adalah Cicerus. Cicerus mencoba memperbaiki pandangan sebelumnya dengan berpegang pada pandangan bahwa kesastraan kuno klasik merupakan sumber segala nilai yang beradab. Selanjutnya, ia lebih berkonsentrasi mengumpulkan dan mempublikasikan naskah-naskah kuno klasik. Kondisi ini sempurna dengan ditemukan mesin cetak abad ke-15 yang memungkinkan kelancaran dalam menyebarkan cetakan-cetakan  baru nakah-naskah kuno klasik secara luas dan cepat.
Pada masa Renaissace menjadikan tata bahasa latin sebagai media pembantu dalam memahami sastra dan penggunaan bahasanya.
Ada dua hal yang perlu dicatat pada zaman ini khususnya dibidang linguistik.
·         Pertama, mereka menuntut adanya manusia Homo Trilinguis. Para sarjana pada zaman ini pasti mengenal bahasa Yunani, Latin, dan Ibrani. Sebagai tambahan dan penting pula ialah mereka juga menguasai linguistik dan bahasa Arab.
·         Kedua, bahasa-bahasa lain di Eropa, selain Latin, Yunani, dan Arab hal yang mendapatkan perhatian adalah penyusunan tata bahasa dan perbandingan bahasa.
           
Pada masa Renaissance ini, bahasa-bahasa daerah di Eropa juga mulai mendapat perhatian khusus para sarjana linguistik, seperti
1.      tata bahasa Gaelih (Irlandia) abad ke-7,
2.      tata bahasa Islan abad ke-13,
3.      tata bahasa Pruvenso abad ke-13 serta tulisan-tulisan yang mengamati tentang bahasa Baska abad ke-10 dan sebuah buku tata bahasa Prancis.
Salah satu orang yang sangat berjasa dalam menggalakkan studi bahasa daerah Eropa ini adalah Dante. Dante melalui bukunya berjudul De Vulgari Eloquentina (gaya bahasa orang banyak), mengembangkan minat terhadap bahasa daerah sehingga berkembang luas dan buku-buku tata bahasa dicetak dalam jumlah besar.
Pada zaman ini kedudukan bahasa Yunani muncul kembali dan bahasa latin menjadi bahasa klasik dan bahasa naskah. Bahasa Latin sebagai bahasa gereja, bahasa terjemahan Kitab Suci Injil menjadi sangat ketat dan mengikat dalam bidang tatabahasanya. Humanisme pada abad ini membawa kemajuan pula bagi linguistik dengan pelan tetapi pandangan mereka agak luas. Artinya, di luar bahasa Yunani dan Latin.
            Ada buku lain yang menyatakan bahwa Renaissance adalah masa linguistik Chauvinism; kebanggaan akan bahasa sendiri yang berlebih-lebihan. Ini terbukti dengan keberanian ahli filologi Swedia Kemke untuk menyatakan bahwa Tuhan berbicara bahasa Swedia, Nabi Adam bahasa Denmark dan ular naga berbahasa Prancis, dan seorang Belanda, Goropius Becanus berteori bahwa bahasa di surga adalah bahasa-bahasa Belanda. Demikian pula raja Psammetichus dari Mesir (abad XVII) sampai pada kesimpulan bahwa bahasa pertama adalah bahasa Mesir (kuno).






Sumber


Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Rineka Cipta: Jakarta
Previous Post
Next Post

0 Comments: