2020-09-16

Aspek Aspek Bunyi Bahasa


             
 Fonetik merupakan bidang kajian ilmu pengetahuan yang menelaah bagaimana manusia menghasilkan bunyi-bunyi bahasa dalam ujaran, menelaah gelombang-gelombang bunyi bahasa yang dikeluarkan, dan bagaimana alat pendengaran manusia menerima bunyi-bunyi bahasa untuk dianalisis oleh otak manusia (O’Connor, 1982: 10-11, Ladefoged 1982: 1).
                Secara umum fonetik dapat dibagi menjadi tiga bagian kajian, yaitu fonetik fisiologi atau artikulatoris, fonetik auditoris, fonetik akustis (Dew dan Jensen, 1977: 19) (Masnur Muslich, 2008: 9).
1.     Aspek Artikulatoris
                Aspek artikulatoris disebut juga aspek organis atau aspek fisilogis yang mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa, serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasiakan. Seseorang yang inggin mengkaji bunyi-bunyi bahasa harus mengetahui juga berbagai struktur mekanisme pertuturan, memahami fungsi setiap mekanisme,dan peranannya dalam menghasilkan berbagai bunyi bahasa (Singh dan Singh, 1976:2) (Masnur Muskich, 2008: 9-10).
                Dalam aspek artikulatoris hal pertama yang dibicarakan adalah alat ucap manusia untuk menghasilkan bunyi bahasa. Sebetulnya alat yang digunakan untuk menghasilkan bunyi bahasa ini mempunyai fungsi utama lain yang bersifat biologis, misalnya paru-paru untuk bernafas (Abdul Chaer, 2012: 103-104).
2.     Aspek Akustis
                Aspek akustis bertumpu pada struktur fisik bunyi-bunyi bahasa dan bagaimana alat pendengaran manusia memberikan reaksi kepada bunyi-bunyi bahasa yang diterima (Malmberg, 1963:1). Ada tiga ciri utama bunyi-bunyi bahasa yang mendapatkan penekanan dalam kajian aspek akustis, yaitu frekuensi, tempo, dan kejaringan. Alat- alat yang digunakan untuk mengkaji gelombang bunyi bahasa dan mengukur pergerakan udara antara lain, spektograf (alat untuk menganalisis dan memaparkan frekuensi dan tekanan),oscilloskop ( alat untuk memaparkan ciri-ciri penyaringan bunyi).
                Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa dalam rangka pengkajian aspek akustis, berusaha menguraikan berbagai hal tentang bagaiman suatu bunyi bahasa ditanggapi dan dihasilkan oleh mekanisme pertuturan manusia, bagaimana pergerakan bunyi-bunyi bahasa itu dalam ruang udara, yang sterusnya bisa merangsang proses pendengaran manusia (Masnur Muslich, 2008: 9).
                Aspek akustis mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam. Bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getarannya, amplitudonya, intesitasnya dan timbrenya (Abdul Chaer, 2012: 103).
                3. Aspek Auditoris
                Aspek auditoris atau persepsi mengarahkan kajiannya pada persoalan bagaimana manusia menentukan pilihan bunyi-bunyi yang diterima alat pendengarannya. Dengan arti kata, kajian ini meneliti bagaimana seeorang pendengar menanggapi bunyi-bunyi yang diterimanya sebagai bunyi-bunyi yang perlu diproses sebagai bunyi-bunyi bahasa yang bermakna, dan apakah ciri bunyi-bunyi bahasa yang dianggap penting oleh pendengar dalam usahanya membeda-bedakan setiap bunyi bahasa yang didengar (Singh dan Singh, 1976:5). Tegasnya, aspek auditoris adalah kajian terhadap respon sisitem pendengaran terhadap rangsangan gelombang bunyi yang diterima (Masnur Muskich, 2008: 9-10).
                Aspek auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita (Abdul Chaer, 2012: 103).



Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Previous Post
Next Post

0 Comments: