2020-11-04

Mengkaji puisi Sultan Takdir Alisjahbana “Menuju ke Laut”

 


Makna perbaris:

Kami telah meninggalkan engkau,

tasik yang tenang tiada beriak,

            Maksudnya adalah kami telah meninggalkan sebuah tasik, dimana tasik adalah suatu kawasan yang luas dan tenang.

Diteduhi gunung yang rimbun,

Dari angin dan topan.

            diteduhi gunung yang rimbun, dari angin dan topan maksudnya kita akan aman dari berbagai segala yang mengganggu, karena gunung yang rimbun memberikan rasa teduh dari cuaca sehingga kita akan merasa nyaman, topan adalah angin kencang yang merusak segala yang ada disekitarnya, jadi topan diibaratkan sebagai sesuatu yang mengusik.

Sebab sekali kami terbangun,

Dari mimpi yang nikmat.

            Sebab sekali ia terbangun dari mimpi indahnya itu.

Ombak riak berkejar-kejaran

            Mendeskripsikan tentang ombak di laut yang berkejar-kejaran.dimana berkejaran itu dimaksudkan kita harus berlari untuk mengejar mimpi karena banyak saingan kita untuk mengejar mimpi.

Di gelanggang biru di tepi laut

             di lapangan biru di tepi laut.

Pasir rata berulang dikecup,

tebing curam ditentang diserang,

            Hal  sederhana sudah sering dilakukan, tapi harus mencoba rintangan yang baru.

Dalam bergurau bersama angin

dalam berlomba bersama mega

            Bergurau dan bercanda  bersama sesuatu yang tidak mungkin.

 

Sejak itu jiwa gelisah

selalu berjuang tiada reda

Jiwa gelisah untuk menemukan kebebasan.

Ketenangan lama terasa beku,

gunung pelindung rasa penghalang.

            Ketenangan dan kenyamanan yang lama terasa membosankan.  tempat berlindungpun terasa menjadi penghalangnya untuk mencoba sesuatu yang baru yang menantang.

Berontak hati hendak bebas,

menyerang segala apa mengadang

            Hati yang bergejolak ingin keluar dari ketenangan, ingin melalui rintangan yang datang.

Gemuruh berderau kami jatuh,

terhempas berderai mutiara bercahaya.

            Jatuh bangun ketika memulai hal baru.

Gegap gempita suara mengarang,

dahsyat bahna suara menang

            Walaupun banyak guncangan yang yang datang, tapi akan mencapai kemenangan.

Keluh dan gelak silih berganti,

pekik dan tempik sambut-menyambut.

            Untuk mencapai suatu hasil akan banyak proses yang dilalui, yaitu susah dan senang.

Tetapi betapa sukanya jalan,

bedana terhempas, kepala tertumbuk,

 hati hancur, pikiran kusut

            Banyaknya rintangan yang dilalui sehingga membuat kepala kita sakit, hati kita hancur dan pikiran kita jadi bercabang.

namun kembali tiada ingin,

namun kembali tiada ingin,

ketenangan lama tiada diratap.

            Namun mereka tidak ingin meratapi atau menyesali keputusannya yang sekarang.

Kami telah meninggalkan engkau,

Tasik yang tenang tiada beriak.

            Kami telah meninggalkan ketenangan yang selama ini kami tinggali.

Diteduhi gunung yang rimbun,

dari angin dan topan.

            Yang diteduhi oleh gunung dari angin dan topan

Sebab sekali kami terbangun,

dari mimpi yang nikmat.

            Sebab sekali ia terbangun dari mimpi indahnya.

 

Makna perbait:

 

Kami telah meninggalkan engkau,

tasik yang tenang tiada beriak

Diteduhi gunung yang rimbun,

dari angin dan topan,

Sebab sekali kami terbangun,

dari mimpi yang nikmat.

            Maksudnya menceritakan tentang seseorang yang mempunyai mimpi rela  meninggalkan kehidupannya yang tenang dan damai untuk mencoba sesuatu yang lebih menantang, karena kesempatan hanya datang sekali.

Ombak riak berkejar-kejaran,

Di gelanggang biru di tepi langit

pasir rata berulang dikecup,

tebing curam ditentang diserang

dalam bergurau bersama angin,

dalam berlomba bersama mega.

            mendeskripsikan tentang mimpi-mimpinya dan cara yang digunakannya untuk mewujudkannya .

Sejak itu jiwa gelisah

Selalu berjuang tiada reda.

Ketenangan lama serasa beku,

gunung pelindung serasa pengalang.

Berontak hati hendak bebas,

menyerang segala apa mengadang.

            menceritakan hatinya yang mulai gelisah untuk menemukan kebebasan, ingin berjuang, ingin melewati rintangan. tempat yang nyaman untuk ditinggalinya itu terasa sebagai penghalangnya untuk mencoba.

Gemuruh berderau kami jatuh,

terhempas berderai mutiara bercahaya

Gegap gempita suara mengarang,

dahsyat bahna suara menang

Keluh dan gelak silih berganti,

pekik dan tempik sambut-menyambut.

            susah senangnya menjalani kehidupan yang baru , kadang kita mengalami guncangan kadang mendapatkan kemenangan. Kadang kita bahagia, terkadang kita mengeluh.

Tetapi betapa sukanya jalan,

bedana terhempas, kepala tertumbuk,

hati hancur, pikiran kusut,namun kembali tiada ingin

Namun kembali diada angin,

ketenangan lama tiada diratap

            kesulitan  datang ketika mencoba hal baru, sehingga memberikan pukulan kepadanya untuk melanjutkan impiannya. tetapi ia tidak meratapi keputusannya itu, ia tidak menyesali mengapa dirinya keluar dari ketenangannya selama ini agar mendapatkan yang lebih baik.

Kami telah meninggalkan engkau,

tasik yang tenang tiada beriak

Diteduhi gunung yang rimbun,

dari angin dan topan,

Sebab sekali kami terbangun,

dari mimpi yang nikmat.

            Maksudnya menceritakan tentang seseorang yang mempunyai mimpi rela  meninggalkan kehidupannya yang tenang dan damai untuk mencoba sesuatu yang lebih menantang, karena kesempatan hanya datang sekali saja untuknya.

 

makna puisi menuju ke laut secara keseluruhan:

            Puisi menuju ke laut menceritakan tentang bagaimana caranya agar kita berani untuk mencoba hal-hal yang baru. Jangan hanya puas dengan apa yang telah ada. selama ini manusia hidup yang tenang, damai dan penuh kenikmatan namun mereka tidak mendapatkan apa-apa.

            puisi ini mengajak kita untuk kehidupan yang lebih luas, penuh tantangan, jangan hanya hidup di situ-situ saja karena kita juga harus mewujudkan mimpi-mimpi kita. walau nantinya untuk mewujudkannya tidak mudah, banyak rintangan yang kita lalui,sehingga membuat hati kita hancur dan kacau, tapi kita tidak boleh menyerah. Kita harus menghadapinnya. Kita tidak boleh meratapi keputusan yang telah kita buat.

            Sultan Takdir Alisjahbana memilih judul “Menuju ke laut” karena dilihat dari kondisi geografi Indonesia. Indonesia memiliki luas laut yang lebih banyak dari daratan. Laut itu diibaratkan sebagai mimpi-mimpi rakyat Indonesia. Tetapi karena ketakutannya untuk melihat dunia yang lebih luas mereka tidak berani untuk menuju ke laut tersebut, melainkan hanya menetap di daratan yang menurutnya tempat yang tenang untuk ditinggalinya. Banyak rakyat Indonesia yang hanya memanfaatkan daratan untuk mencari penghidupan, tetapi lautan yang luas dengan segala isinya tidak ia coba untuk mengolahnya.

            Jadi puisi menuju ke laut menyuruh rakyat Indonesia untuk membuka cakrawala untuk hidup lebih maju, jangan hanya menetap di suatu tempat saja, tetapi harus melihat dunia luar yang luas.

Previous Post
Next Post

0 Comments: