Morfem ialah satuan grametikal yang terkecil, satuan grametikal yang tidak mempunyai satuan lain sebagai unsurnya. Satuan-satuan rumah, sepeda, jalan, ber-, meN-, di-, maha, lah, dan sebagiannya masing-masing merupakan satuan morfem. Satuan bersepeda dua morfem ber- dan morfem sepeda. Bersepeda keluar kota terdiri dari lima morfem yaitu ber-, sepeda, ke, luar, kota (Verhaar,1989: 52-57)
Banyak Morfem yang hanya mempunyai satu struktur fonologik, misalnya morfem baca, yang fonem-fonemnya, yang banyaknya fonem serta urutan fonemnya selalu demikian, ialah terdiri dari empat fonem /b, a, c, dan a/ dengan urutan fonem: /b/ di mukasekali. Diikuti /a/, diikuti /c/, diikuti /a/. Tetapi disamping itu ada pula morfem yang mempunyai beberapa struktur fonologik. Misalnya morfem meN- yang mempunyai stuktur fonologik mem-, men-, meny-, meng-, menge-, dan me-, misalnya pada membawa, mendatang, menyuruh, menggali, mengebom, dan melerai. Bentuk-bentuk mem-, men-, meny- menge-, dan me- itu, masing-masing disebut morf, yang semuanya merupakan alomorf dari morfem meN-. Demikianlah morfem meN- Mempunyai morf-morf mem-, men-, meny-, meng-, dan me- sebagai almorfnya. Contoh lain misalnya morfem ber-. Morfem ini terdiri dari morf ber-, misalnya pada berjalan. Morf be- misalnya pada bekerja. Dan morf bel- pada belajar. Morf ber-, be- dan bel-, ketiganya merupakan alomorf morfem ber-.
1. Morfem bebas (free morpheme)
Merfom bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri seperti kata jual, beli, duduk, makan yang merupakan satuan terkecil yang memiliki makna.
2. Morfem terikat (bound morpheme)
Morfem terikat tidak terdapat sebagai kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih satu morfem yang lain menjadi satu kata. Seperti ber-, mem-, ke-an, pem-an.
Contoh : jika satuan rumah dibandingkan dengan satuan ber- menjadi berumah satuan ber- ini merupakan morfem terikat sebab ia tidak memiliki makna bila berdiri sendiri.
Satuan satuan ber-, ter-, meN-, per-, -kan, -an, -i, ke-an, per-an, dan sebaginya lagi, jelas tidak dapat berdiri sendiri baik dalam tuturan biasa maupun secara gramatik. Satuan-satuan tersebut bersama dengan satuan lain membentuk satuan kata. Misanya ber- bersama dengan jalan membentuk kata ber-jalan, ter- bersama dengan pandai membentuk kata terpandai, meN- bersama dengan membentuk kata mengalir, dan sebagainya. Dilihat dari sudut arti satuan satuan tersebut tidak memiliki arti leksikal. Yang dimilikinya bukan arti leksikal melainkan arti gramatik atau makna. Sebagai akibat pertemuannya sebagai akibat pertemuaannya dengan satuan lain karena itu satuan-satuan seperti ber-, ter-, meN-, dan sebaginya itu sebagai golongan afiks.
Satuan-satuan ku, mu, nya, kau, dan isme, dalam tuturan biasa juga tidak dapat berdiri sendiri. Dan secara gramatik juga tidak mempunyai kebebasan. Jelaslah bahwa satuan-satuan tersebut termasuk golongan satuan terikat. Namun demikian ada perbedaan antara satuan-satuan itu dengan satuan-satuan ber-, ter-, meN-, dan sebagainya. Perbedaannya ialah satuan-satuan ku, mu, nya dan sebagainya itu memiliki arti leksikal. Sedangakan satuan-satuan ber-, ter-, meN-, dan sebagainya itu tidak memiliki arti leksikal. Karena itu satuan-satuan seperti ku, mu, nya, dan sebagainya tidak dapat dimaksudkan kedalam golongan afiks melainkan termasuk golongan yang biasa disebut klitik. Klitik dapat dibedakan menjadi dua golongan, ialah proklitik dan enklitik. Proklitik diletak dimuka. Misalnya ku pada kuambil, kau padakauambil, sedangkan enklitik terletak dibelakang. Misalnya ku pada rumahku, mu dan pada rumahmu, nya pada rumahnya (Ramlam, 2005: 22-28)
Daftra Pustaka
Ramlan, M.2005. MORFOLOGI suatu tinjauan deskriptif. Yogyakarta:CV. KARYONO
Verhaar, J.W.M. 1989.Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
0 Comments: