Pendahuluan
Latar belakang
Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sebagai objek kajiannya. Oleh karena itu, dalam ilmu linguistik ini akan membahas beberapa bagian atau komponen-komponen penting yang harus diketahui serta di aplikasikan dalam menyelesaikan suatu penelitian dengan bahasa sebagai objek kajian dasarnya.
Ada beberapa bahasan yang akan di bahas, yaitu ilmu yang berurusan dengan bahasa dan masalah prioritas bahan.
Pembahasan
Linguistik dan bahasa yang pertama-tama dan terutama layak dilibatkan dalam rangka pratek penggunaan metode. Dengan kata lain, demi kejelasan pelaksanaan penggunaan metode linguistik.
1. Hal-hal yang Membingungkan
Ada empat hal yang dapat membingungkan dalam mengidenfikasian disiplin ilmu yang disebut linguistik:
a. Ilmu yang berurusan dengan bahasa
Ilmu-ilmu yang dimaksud paling tidak dapat dibedakan menjadi lima macam:
1. ilmu tentang bahasa atau ilmu-ilmu tentang aspek-aspek bahasa, dan bahasa disitu dalam artian harfiah.
2. Ilmu-ilmu tentang bahasa, dan bahasa disitu dalam artian metaforis.
3. Ilmu yang salah satu daarnya bahasa, dan sebagai salah satu dasar kadang-kadang dasar itu yang terutama.
4. Ilmu-ilmu tentang pendapat mengenai bahasa.
5. Ilmu tentang ilmu (tentang) bahasa.
Dari kelima komponen tersebut, yang murni linguistik adalah komponen yang pertama yaitu ilmu tentang bahasa, atau ilmu-ilmu tentang aspek bahasa, bila hal itu menyakut cabang-cabang linguistik.
b. Adanya pengertian bahasa yang bersifat ganda
Disamping dalam arti harfiah, istilah bahasa dipakai juga dalam arti metaforis. Dalam hal ini, istilah bahasa bukan menunjuk pada “bahasa” yang dipakai dalam komunikasi biasa, yang berupa bunyi tutur yang diartikulasikan (diucapkan atau dikecapkan).
c. Adanya istilah linguistik yang bukan untuk menunjuk linguistik
Disamping istilah linguistik ada pula istilah metalinguistik, paralinguistik, etnolinguistik, sosiolinguistik, psikolinguistik, dan sejarah linguistik. Ilmu-ilmu yang memakai nama linguistik semacam itu cukup banyak. Tidak setiap ilmu yang menggunakan nama tambahan linguistik termasuk linguistik. Maka dalam rangka pembicaraan metode linguistik hanya yang benar-benar linguistiklah yang layak dilibatkan.
d. Adanya linguistik yang berperan ganda
Orang-orang yang berperan sebagai linguis sering tidak hanya menangani masalah-masalah kebahasaan saja, dan dalam menangani masalah itu pun tidak hanya secara linguistik saja. Karena jelas, apa yang dikerjakan oleh si linguis tidak harus selalu berarti kegiatan yang linguistik sifatnya dan mengahasilkan linguistik.
2. Dua masalah: Lingkup bahasa dan linguistiknya
Ada dua masalah yang perlu dijernihkan mengingat akan keterbatasan-keterbatasan yang ada untuk pembicaraan metode linguisti itu:
1. Menyangkut objek ilmiah linguistik
Bahasa dalam arti harfiah masih dapat menunjuk aneka macam jenis bahasa: bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa indonesia, bahasa baku, bahasa sehari-hari, bahasa internasional, bahasa nasional, dsb.
2. Menyakut jenis dan cabang linguistik
Karena aspek-aspek bahasa itu cukup banyak, maka ilmu yang menangani pun cukup banyak. Ada linguistik deskriptif yang sinkronik dan linguistik histori komparatif yang diakronik, masih ada fonemik, morfologi, sintaksis dan semantik.
3. Jenis Bahasa yang Berskala Prioritas Tinggi untuk Diteliti
Bila di atas disebut-sebut aneka macam jenis konsep bahasa yang mengacu pada fakta bahasa, makan hal itu sudah pasti menyarankan bahwa bahasa apapun yang tercankup dalam konsep itu termasuk objek sasaran linguistik. Bahasa lisan, bahasa tulis, bahasa indonesia, bahasa baku, bahasa sehari-hari, bahasa internasional, bahasa nasional, dsb. Kesemuanya memilih metode penangananya, namun kesemuanya bukan peluang yang sama untuk diprioritaskan sebagai konsep yang digunakan untuk mengacu pada fakta objek sasaran linguistik, sebab tidak ada satu pun konsep itu yang mengubah atau dimaksudkan untuk mengubah kedudukan fakta bahasa itu sendiri sebagai objek sasaran linguistik.
Fakta bahasa itu akan tetap sempurna dan sahi sebagai objek sasaran linguistik. Sejauh fakta bahasa itu sahih dan sempurna pula bagi penutur-penuturnya. Kesahihan itu dilihat dari kemampuannya menjalankan tugas, yaitu sebagai pengembang akal budi para penuturnya dan pemelihara hubungan kerja sama antar penutur itu. Fakta bahasa demikian itu adalah fakta bahasa yang ilmiah. Apa pun bahasa itu, asalkan dia bahasa ilmiah, dia memiliki peluang untuk diteli dalam skala prioritas yang tertinggi. Karena masih ada hal yang di perhitungkan. Hal yang dimaksud ialah:
a. Alat penghadirnya
b. Pemakainya
c. Suasana atau situasi pemakainya
d. Kadar keeratan hubungan bahasa ilmiah yang bersangkutan dengan si penelitinya.
Jenis yang pertama, yang menghadirkan bunyi, umum disebut “bahasa lisan”, dan jenis yang kedua, yang penghadirnya tulisan umum tersebut “bahasa tulis”. dari kedua jenis sebagai bahasa ilmiah, yang pertamlah yang dianggap sebagai primer. Ada empat alasan yang dapat di berikan:
1. Bahasa tulis ternyata adanya sebagai turunan dari bahasa lisan.
2. Bahasa tulis baru ada beberapa puluh abad yang lalu.
3. Bahasa tulis tidak melingkupi semua masyarakat bahasa yang ada di muka bumi.
4. Bahasa tulis masyarakat konon selalu dipelajari dan dikuasai setelah penuturnya memahami bahasa lisan masyarakat yang bersangkutan.
Dengan demikian, dalam rangka penelitian bahasa ilmiah, pada bahasa lisanlah prioritas tertinggi yang diberikan. Ada beberapa alasan mengapa penghayatan terhadap bahasa yang akan diteliti itu dapat dipandang sebagai syarat yang amat penting. Hal itu bersangkutan dengan kedudukan kunci penghayatan itu bagi penjelasan terhadap paling tidak lima hal berikut:
1. Penghayatan itu akan menjamin pengumpulan data atau pemilihan bahan yang terpercaya dan sahih.
2. Penghayatan itu akan menuntun pembacaan kembali terhadap “rekaman” data yang tercatat pada kartu data sesuai dengan kebenarannya.
3. Penghayatan itu akan mampu”mengembalikan” bentuk lisannya.
4. Penghayatan itu akan menuntun ke arah kreativitas cara penanganan dalam saat pengujian data (yang terpercaya dan sahih itu demi penjelasan seluk beluknya).
5. Penghayatan itu merupakan pengontrol satu-satunya terhadap kesahihan bahasa objek sasaran sebagai bahasa lisan yang benar-benar dipakai secara wajar oleh penutur-penuturnya yang sepenuhnya normal.
Dengan disebutnya penghayatan itu sebagai syarat kelima yang diprioritaskan tertinggi dalam skal prioritas pemilihan objek, maka lengka[plah syart-syarat itu.
Langkah-langkah statergi demi penerampilan penlitian:
1. si peneliti memang hanya meneliti bahasa ibu peneliti itu sendiri atau bahasa pertamanya.
2. Si peneliti layak meneliti bahasa yang hidup sejaman dengannya dan yang yang bersangkutan sekerabat atau setipe dengan bahasa pertamanya.
3. Si peneliti layak meneliti bahasa-bahaasa lainnya yang tidak sekerabat atau setipe namun juga hidup sejaman dengan penelitinya.
4. Si peneliti layak meneliti bahasa yang hidup di masa lalu yang terekam dalam naskah-naskah yang terbaca dengan titik berat pada jenis bahasa kuno.
Prinsip yang jelas tidak harus berarti secara otomatis menyingkirkan hal-hal faktual yang kurang jelas, dalam hal ini penggunaan tertentu suatu bahasa.
4. Jenis Linguistik yang Dasariah dan Cabang Linguistik yang Paling Utama
a) Jenis linguistik yang dasariah
Pada umumnya diterima padangan bahwa jenis linguistik itu ada dua: linguistik sinkronik dan linguistik diakronik. Dalam hal ini, yang dasariah adalah linguistik sinkronik. Hal itu disebabkan oleh fakta bahwa ada dan berkembangnya linguistik diakronik baru mungkin bila didasarkan pada ada dan berkembangnya linguistik sinkronik. Maka dalam kaitannya dengan usaha penggunaan metode linguistik, pemilihan yang titik beratnya pada metode linguistik sinkronik dipandang sebagai tindakan yang paling tepat.
b) cabang linguistik yang paling pertama
Umumnya dikenal dengan empat cabang: fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Fonologi sering disebut dengan bunyi atau tatabunyi, morfologi ilmu tatabentuk kata, sintaksis ilmu tatakalimat, dan semantik ilmu tatamakna. Tiga cabang utama lebih menyangkut lingual, satu cabang sisanya lebih cenderung menyangkut bentuk-bentuk lingual.
5. Metode yang Layak Dipilih
Metode yang layak dipilih ialah metode yang antara lain:
1. Menyangkut bahasa ilmiah yang dilisankan dalam situasi pemakaian yang wajar oleh pemakai yang normal dan terhayati oleh si peneliti
2. Menyangkut sintaksis linguistik sinkronik, maka dapat ditegaskan wujud konkret serta penggunaan metode yang di anjurkan ialah metode sintaksis klausal bahasa indonesia sekarang, atau kalau tidak, metode sintaksis beberapa bahasa daerah di indonesia yang diasumsikan (sebuah diandaikan) kita hayati bersama.
Kesimpulan
Dengan demikian, dalam rangka penelitian bahasa ilmiah, pada bahasa lisanlah prioritas tertinggi yang diberikan. Ada beberapa alasan mengapa penghayatan terhadap bahasa yang akan diteliti itu dapat dipandang sebagai syarat yang amat penting.
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryanto. 1988. METODE LINGUISTIK BAGIAN PERTAMA Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University press.