2020-09-21

Aliran Linguistik Zaman Pertengahan


        Studi bahasa pada zaman pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik. Pada zaman pertengahan ini, yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain adalah peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa Spekulativa, dan Petrus Hispanus (Chaer, 2003: 341).

·                     KAUM MODISTAE
        Dalam kajian bahasa pada abad ke-13, ada  sekelompok sarjana yakni kaum modistae. Kata ini berasal dari kata modus, mode atau mood atau cara, sesuatu itu ada. Ada tiga modus atau yang disampaikan para sarjana ini , yakni:
1.      modi essensi adalah setiap benda mempunyai beberapa ciri yang perlu dibedakan.
2.      modi inteligendi dibagi menjadi modi inteligendi aktifi dan modi inteligendi pasifi. modi inteligendi aktivi adalah pikiran manusia dapat menangkap pengertian yang ada dalam konsep secara aktif. Sedangkan modi inteligendi pasifi adalah pikiran manusia yang dapat menangkap pengertian yang ada di dalam konsep secara pasif.
3.       modi significandi dibagi menjadi dua yakni modi significandi akitivi dan modi significandi pasifi. modi significandi aktivi adalah pengalihan bahasa dalam  pikiran dalam tanda bunyi bahasa. Modi ini dibagi atas bentuk kata (dictiones) dan bagian ujaran (partes orationis). Modi significandi inilah yang merupakan kunci yang merupakan kunci sistem bahasa menurut konsep kaum modistae. sedangkan modi signifikasi pasifi.......
secara diagramatis, dapat disusun dasar pikiran di atas sebagai berikut:
modi essendi
modi intellegendi activi                                                          modi intellegendi passivi
modi significandi activi                                                          modi significandi passivi
kaum modistae ini membawa pemikiran filsafat ke dalam kajian bahasa.hasilnya, kajian bahasa didasarkan pada logika atau penalaran. Mereka percaya bahwa bahasa itu universal. Dari ketiga modus yang ada, yang paling ditekanakn oleh kaum modistae adalah modi intelegendi karena bahasa menganut prinsip  logika dan bahasa tunduk pada aturan aturan (rulu-governed).

·                     TATA BAHASA SPEKULATIVA
        Tata bahasa spekulativa adalah hasil daripada integerasi deskripsi gramatical, bahasa latin seperti yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika. Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
        Menurut tata bahasa spekulativa, kata tidak secaralangsung mewakili alam dai benda yang ditunjukkan. Kata hanya mewakili hal adana benda itu dalam berbagai cara, modus,substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya. Hal ini terjadi dengan kepada partes orationis.
        Tata bahasa adalah sebuah teori filsafat dari partes orationis dan dicirikan dalam modus yang menunjuk itu (modi significandi). Dari zaman tata bahasa spekulativa ini kita mengenal seorang gramatikus bernama Peter Hellias. Ia mengikuti jejak Priscia, tetapi selalu memberikan komentar berdasarkan logika Aristoteles. Norma Logika ini dipakai untuk menyatakan sebuah tutur benar atau tidak berdasarkan logika.


·                 PETRUS HISPANUS
        Sarjana dari Zaman Pertengahan ini menjadi uskup agung pada tahun 1273 dan menjadi paus September 1276. Petrus Hispanus telah memasukkan psikologi dalam analisis bahasa. Petrus Hispanus membedakan antara significatio, suppotio, dan appelativa.
Hal lain yang dikemukakan adalah membedakan ada 2 macam: nomen substantivm dan nomen adjectivum.
        Petrus hispanus juga membedakan partes oratiotis atas apa yang disebut Categorematik dan Syntaegoematik. Dalam hal makna, Hispanus membedakan pula antara Signifikasi Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan ini ialah pengertian akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada zaman ini Hispanus belum membedakan pengertiaan morfem bebas dan morfem terikat.

        Kesimpulan
        Dalam kajian bahasa pada abad ke 13, ada  sekelompok sarjana yakni kaum modistae. Ada tiga modus yang disampaikan oleh para sarjana ini, yaitu modi essensi, modi inteligendi, modi sifnificandi. Dari ketiga modus yang ada, yang paling ditekanakn oleh kaum modistae adalah modi intelegendi karena bahasa menganut prinsip  logika dan bahasa tunduk pada aturan aturan (rulu-governed).
        Tata bahasa spekulativa adalah hasil daripada integerasi deskripsi gramatical, bahasa latin seperti yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika. Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
Hispanus membedakan pula antara Signifikasi Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan ini ialah pengertian akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada zaman ini Hispanus belum membedakan pengertiaan morfem bebas dan morfem terikat.



Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Previous Post
Next Post

0 Comments: