Studi bahasa pada zaman
pertengahan mendapat perhatian penuh terutama oleh para filsuf skolastik. Pada
zaman pertengahan ini, yang patut dibicarakan dalam studi bahasa antara lain
adalah peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa Spekulativa, dan Petrus Hispanus
(Chaer, 2003: 341).
·
KAUM MODISTAE
Dalam kajian bahasa pada
abad ke-13, ada sekelompok sarjana yakni
kaum modistae. Kata ini berasal dari kata modus, mode atau mood atau cara,
sesuatu itu ada. Ada tiga modus atau yang disampaikan para sarjana ini , yakni:
1. modi essensi adalah setiap benda
mempunyai beberapa ciri yang perlu dibedakan.
2. modi inteligendi dibagi menjadi modi
inteligendi aktifi dan modi inteligendi pasifi. modi inteligendi aktivi adalah
pikiran manusia dapat menangkap pengertian yang ada dalam konsep secara aktif.
Sedangkan modi inteligendi pasifi adalah pikiran manusia yang dapat menangkap
pengertian yang ada di dalam konsep secara pasif.
3. modi significandi dibagi menjadi dua
yakni modi significandi akitivi dan modi significandi pasifi. modi significandi
aktivi adalah pengalihan bahasa dalam
pikiran dalam tanda bunyi bahasa. Modi ini dibagi atas bentuk kata
(dictiones) dan bagian ujaran (partes orationis). Modi significandi inilah yang
merupakan kunci yang merupakan kunci sistem bahasa menurut konsep kaum
modistae. sedangkan modi signifikasi pasifi.......
secara diagramatis, dapat
disusun dasar pikiran di atas sebagai berikut:
modi essendi
modi intellegendi activi modi
intellegendi passivi
modi significandi
activi
modi significandi passivi
kaum modistae ini membawa
pemikiran filsafat ke dalam kajian bahasa.hasilnya, kajian bahasa didasarkan
pada logika atau penalaran. Mereka percaya bahwa bahasa itu universal. Dari
ketiga modus yang ada, yang paling ditekanakn oleh kaum modistae adalah modi
intelegendi karena bahasa menganut prinsip
logika dan bahasa tunduk pada aturan aturan (rulu-governed).
·
TATA BAHASA SPEKULATIVA
Tata bahasa spekulativa
adalah hasil daripada integerasi deskripsi gramatical, bahasa latin seperti
yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika.
Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata
kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada
pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
Menurut tata bahasa
spekulativa, kata tidak secaralangsung mewakili alam dai benda yang
ditunjukkan. Kata hanya mewakili hal adana benda itu dalam berbagai cara,
modus,substansi, aksi, kualitas, dan sebagainya. Hal ini terjadi dengan kepada
partes orationis.
Tata bahasa adalah sebuah
teori filsafat dari partes orationis dan dicirikan dalam modus yang menunjuk
itu (modi significandi). Dari zaman tata bahasa spekulativa ini kita mengenal
seorang gramatikus bernama Peter Hellias. Ia mengikuti jejak Priscia, tetapi
selalu memberikan komentar berdasarkan logika Aristoteles. Norma Logika ini
dipakai untuk menyatakan sebuah tutur benar atau tidak berdasarkan logika.
·
PETRUS HISPANUS
Sarjana dari Zaman
Pertengahan ini menjadi uskup agung pada tahun 1273 dan menjadi paus September
1276. Petrus Hispanus telah memasukkan psikologi dalam analisis bahasa. Petrus
Hispanus membedakan antara significatio, suppotio, dan appelativa.
Hal lain yang dikemukakan
adalah membedakan ada 2 macam: nomen substantivm dan nomen adjectivum.
Petrus hispanus juga
membedakan partes oratiotis atas apa yang disebut Categorematik dan
Syntaegoematik. Dalam hal makna, Hispanus membedakan pula antara Signifikasi
Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan ini ialah pengertian
akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada
zaman ini Hispanus belum membedakan pengertiaan morfem bebas dan morfem
terikat.
Kesimpulan
Dalam kajian bahasa pada
abad ke 13, ada sekelompok sarjana yakni
kaum modistae. Ada tiga modus yang disampaikan oleh para sarjana ini, yaitu
modi essensi, modi inteligendi, modi sifnificandi. Dari ketiga modus yang ada,
yang paling ditekanakn oleh kaum modistae adalah modi intelegendi karena bahasa
menganut prinsip logika dan bahasa
tunduk pada aturan aturan (rulu-governed).
Tata bahasa spekulativa
adalah hasil daripada integerasi deskripsi gramatical, bahasa latin seperti
yang dirumuskan oleh priscia dan donatus ke dalam sistem filsafat skolastika.
Tugas dari tata bahasa spekulativa adalah menemukan prinsip prinsip tempat kata
kata sebagai sebuah tanda dihubungkan pada pihak dengan intelek manusia kepada
pihak lain dihubungakan kepada benda yang ditunjuk atau di wakilinya(referens).
Hispanus membedakan pula
antara Signifikasi Utama dan Konsignfikasi. Yang dimaksudkan dengan perbadaan
ini ialah pengertian akar bentuk dan pengertian yang dikandung oleh
imbuhan-imbuhan. Tentu saja pada zaman ini Hispanus belum membedakan
pengertiaan morfem bebas dan morfem terikat.
Daftar Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
0 Comments: