2020-11-04

Fonetik Artikulatoris

 

Fonetik artikulatoris yang disebut juga fonetik organis atau fonetik fisiologis adalah fonetik yang mengkaji dan mendeskripsikan mekanisme alat-alat ucap manusia dalam menghasilkan bunyi bahasa (Gleason, 1955: 239). Jadi,  fonetik artikulatoris ini mendeskripsikan cara membentuk dan mengucapkan bunyi bahasa, serta pembagian bunyi bahasa berdasarkan artikulasinya. Fonetik ini sebagian besar termasuk ke dalam bidang linguistik. Oleh sebab itu, para linguis memasukkannya pada bidang linguistik teoritis.

Alat Ucap

MACAM-MACAM ARTIKULATOR

1. Artikulator aktif

    Artikulator aktif adalah alat ucap alat ucap yang bergerak atau digerakan seperti bibir bawah, ujung lidah, dan daun lidah.

   Contoh :

   a.  Bibir bawah merapat pada gigi atas maka akan menghasilkan bunyi (f) dan (v).

   b. Ujung lidah merapat pada gigi atas maka akan menghasilkan bunyi (t) dan (d).

2. Artikulator pasif

     Artikulator pasif adalah alat ucap yang tidak dapat bergerak atau didekati oleh artikulator aktif seperti bibir atas, gigi atas, dan langit-langit keras.

 

            Secara umum alat bicara manusia ini memiliki fungsi utama yang bersifat biologis. Misalnya, paru-paru untuk bernafas, mulut dan seisinya untuk makan. Kita perlu mengenal nama-nama dan fungsinya alat-alat itu untuk bisa  memahami bagaimana bunyi bahasa itu diproduksi, dan nama-nama bunyi itu pun diambil dari nama-nama alat ucap itu. Beberapa alat ucap/bicara yang penting perlu dikenal antara lain :

  1. paru-paru
  2. pangkal tenggorok
  3. rongga kerongkongan
  4. langit-langit lunak
  5. langit-langit keras
  6. gusi dalam
  7. gigi
  8. bibir
  9. lidah

Tiap-tiap alat bicara di atas secara garis besar perlu dijelaskan keadaan dan fungsinya sebagai penghasil bunyi bahasa, antara lain :

  1. Paru-paru

Fungsi pokok paru-paru adalah untuk pernafasan. Bernafas pada dasarnya ialah mengalirkan udara ke dalam paru-paru, proses ini desebut menarik nafas, sedangkan proses mengeluarkan udara kotor keluar disebut menghembuskan nafas.

Proses mengembang atau pembesaran ruangan paru-paru dan mengempis atau pengecilan ruangan paru-paru dikejakan oleh otot-otot paru-paru, otot perut, dan rongga dada dan hal itu berjalan terus secara teratur selama manusia masih hidup. Arus udara yang dari paru-paru inilah yang menjadi syarat mutlak terjadinya bunyi.

 

  1. Pangkal Tenggorok (larynx)

Pangkal tenggorok atau laring (larynx) adalah rongga pada ujung pipa pernafasan. Menurut susunannya rongga ini terdiri atas empat komponen yaitu tulang rawan krikoid, dua tulang rawan aritenoid, sepasang pita suara, dan tulang rawan tiroid.

Proses membuka dan menutupnya pita suara, maka terbentuklah suatu celah atau ruang diantara sepasang pita suara. Celah itu disebut glotis. Glotis dibedakan atas empat posisi, yaitu dalam keadaan terbuka lebar (ketika kita bernafas secara normal), terbuka (pada waktu menghasilkan bunyi tak bersuara), tertutup (pada waktu menghasilkan bunyi bersuara), dan tertutup rapat (pada waktu menghasilkan bunyi hamzah). Proses bergetarnya pita suara itulah yang disebut fonasi.

 

  1. Rongga Kerongkongan (pharynx)

Rongga kerongkongan atau faring (pharynx) adalah rongga yang terletak diantara pangkal tenggorok dengan rongga mulut dan rongga hidung. Fungsi utamanya adalah untuk makan dan minum. Dalam pembentukan bunyi bahasa, peranannya terutama hanyalah sebagai tabung udara yang akan ikut bergetar bila pita suara bergetar. Bunyi bahasa yang dihasilkan oleh faring disebut bunyi faringal.

 

  1. Langit-langit Lunak (velum)

Langit-langit lunak (velum) beserta bagian ujungnya yang disebut anak tekak (uvula) dapat turun naik sedemikian rupa. Pada saat langi-langit lunak serta anak takaknya naik, menutup rongga hidung. Arus udara melalui rongga mulut, dan dihasilkan bunyi bahasa non-nasal. Sebaliknya pada saat langit-langit lunak beserta anak tekak turun, udara dapat keluar masuk melalui rongga hidung, sehingga dihasilkan bunyi bahasa nasal.

 

  1. Langit-langit Keras (palatum)

Struktur langit-langit keras terbuat dari tulang. Bagian depan dimulai langit-langit melengkung cukung ke atas dan bagian belakang berakhir dengan bagian yang terasa lunak apabila diraba. Di dalam pembentukan bunyi bahasa langit-langit keras ini berfungsi sebagai artikulator pasif, sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah atau tengah lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh langit-langit keras (platum) disebut palatal.

 

  1. Gusi Dalam (alviotus)

Gusi dalam adalah bagian gusi tempat letak akar gigi depan atas bagian belakang, letak tepat diatas serta dibelakang gigi yang melengkung ke dalam menghadap lidah. Gusi dalam dikenal pula dengan nama lain yaitu gusi belakang, cekuk gigi, lengkung kaki gigi, dan lekuk gigi. Di dalam pembentukan bunyi bahasa gusi ini bertindak sebagai artikulator pasif sedangkan artikulator aktifnya adalah ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gusi disebut alveolar. Bunyi yang dihasilkan dengan hambatan ujung lidah dengan gusi disebut bunyi apiko-alveolar. Bunyi yang dihasilkan oleh daun lidah (lamina) disebut laminal.

 

  1. Gigi (dentum)

Pada dasarnya gigi terbagi atas dua bagian yaitu gigi bawah dan gigi atas. Meskipun gigi bawah dapat digerakkan ke bawah dan ke atas namun dalam pembentukan bunyi bahasa gigi bawah tidak banyak berperan. Yang berfungsi penuh sebagai artikulator  atau dasar artikulasi adalah gigi atas bekerja sama dengan bibir bawah atau ujung lidah. Bunyi yang dihasilkan oleh gigi (denta) disebut dental.

 

  1. Bibir (labium)

Bibir terbagi atas dua yaitu bibir atas dan bibir bawah, fungsi pokok kedua bibir adalah sebagai penyangga rongga mulut. Dalam menghasilkan bunyi bahasa, sebagai artikulator pasif adalah bibir atas dan bibir bawah sebagai artikulator aktif. Bekerjasama dengan gusi atas, bibir bawah membentuk bunyi laviodental, sedangkan kedua bibir membentuk bunyi bilabial.

 

 

9.  Lidah

Lidah adalah salah satu alat ucap kita, fungsi utama lidah adalah sebagai alat perasa, dan untuk memindahkan makanan yang akan atau sedang dikunyah. Dalam pembentukan bunyi bahasa lidah sebagai artikulator aktif mempunyai peranan yang sangat penting. Sebagai artikulator lidah dibagi menjadi lima bagian, yaitu : akar lidah (root), pangkallidah (dorsum), tengah lidah (medium), daun lidah (lamino), depan lidah (fronto) dan ujung lidah (apeks).

 

Previous Post
Next Post

0 Comments: