BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sastra lisan merupakan salah satu
bentuk kebudayaan daerah yang diwariskan dari mulut ke mulut. Di Minangkabau
sendiri, di setiap daerahnya memiliki sastra lisan yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan banyak hal, mulai dari kebutuhan, faktor geografis dan faktor
lainnya. Sastra lisan Minangkabau mempunyai semacam arogansi nagari, artinya
suatu genre yang terdapat di suatu daerah tidak bisa
dikembangkan didaerah lainnya, tetapi daerah lain itu dapat mengapresiasi genre
itu dengan baik, bahkan mengundangnya untuk dipertunjukkan didaerahnya (yang
bukan daerah asalnya). Contohnya Saluang pauh, genre ini hanya dikembangkan di Padang khususnya di
daerah Pauah, akan tetapi masyarakat
minang mengapresiasikan hampir merata. Oleh karena itu, orang bersedia
mengundang Saluang Pauah ke nagarinya. Walaupun mereka dapat mendendangkan Saluang Pauah tersebut tetap ada konsep bahwa Saluang Pauah tersebut milik orang Padang. Sastra lisan Minangkabau
biasanya dapat disaksikan di lingkungan masyarakat pada malam hari, karena pada
malam harilah masyarakat yang bisa meluangkan waktu setelah bekerja seharian.
Asal mula Saluang Pauah berawal
disaat seorang pengembala kerbau membawa ternaknya ke rimba/hutan untuk di ajak
berkeliling dan mencari makan sambil menunggu petang. Pengembalapun memainkan
saluang dengan bunyi yang khas. Jadi Saluang Pauah ini berawal dari seorang
pengembala kerbau yang mengisi waktu luangnya dengan bermain saluang.
Saluang merupakan tradisi lisan yang berpedoman kepada alam. Ceritanya berupa
semua nasehat seperti nasehat adat, masyarakat, dan lain-lain. Saluang Pauah
ini, berguna untuk menyampaikan pesan dan kesan dalam kehidupan agar lebih
bermakna dan memperbaiki sikap. Syair yang disampaikan pun biasanya
menceritakan sesuatu kejadian yang pernah terjadi.
Saluang adalah alat
musik tradisional khas Minangkabau,
Sumatera Barat.
Yang mana alat musik tiup ini terbuat dari bambu
tipis atau talang. Panjang saluang
kira-kira 40-60 cm, dengan diameter 3-4 cm. Keutamaan para pemain saluang ini
adalah dapat memainkan saluang dengan meniup dan menarik napas bersamaan,
sehingga peniup saluang dapat memainkan alat musik itu dari awal dari akhir
lagu tanpa putus. Cara pernapasan ini dikembangkan dengan latihan yang terus
menerus. Teknik ini dinamakan juga sebagai teknik manyisiahan angok
(menyisihkan napas). Tiap nagari
di Minangkabau mengembangkan cara meniup saluang, sehingga masing-masing nagari
memiliki ciri khas tersendiri. Contoh dari ciri khas itu adalah Singgalang,
Pariaman, Solok Salayo, Koto Tuo, Suayan dan Pauah.
1.2. Rumusan
Masalah
- Apa itu Saluang Pauah?
- Bagaimana asal mula Saluang Pauah?
- Bagaimana cara memainkan Saluang Pauah?
- Bagaimana transkripsi hasil penelitian Saluang Pauah?
1.3. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui dan memahami apa itu Saluang Pauah
- Untuk mengetahui dan memahami bagaimana asal mula Saluang Pauah
- Untuk mengetahui bagaimana cara memainkan Saluang Pauah
- Untuk mempelajari dan memahami bagaimana transkripsi hasil penelitian Saluang
Pauah
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini mahasiswa dapat mengenal dan mempelajari sejarah Saluang Pauah. Bahwasanya pada zaman sekarang ini yang serba modern masih terdapat pementasan Saluang Pauah. Sehingga nilai-nilai yang terdapat dalam Saluang Pauah tidak hilang begitu saja ditelan zaman dan juga menimbulkan generasi baru bagi penerus Saluang Pauah pada sekarang ini.
BAB II
METODE DAN
TEKNIK PENELITIAN
2.1. Jadwal dan Tempat Penelitian
Penelitian mata kuliah sastra
lisan mengenai Saluang Pauah dilaksanakan pada:
Hari/tanggal :
Senin, 9 Mei 2016
Waktu : 22.30 - 01.00 WIB
Tempat : Kampung Wisata, Palito Nyalo
Limau Manis, Kecamatan Pauh.
2.2. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan
langkah penting dalam penelitian sastra lisan tentang Saluang Pauah ini. Di
dalam kegiatan penelitian ini kami
melakukan pengamatan, perekaman, mentranskripsi, penganalisisan, dan
melakukan penyimpulan data terhadap tuturan narasumber. Langkah-langkah
pengumpulan data penelitian sastra lisan adalah sebagai berikut:
1.
Pengamatan (Observasi)
Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan disertai dengan
perekaman data. Kegiatan penelitian Saluang Pauah yang akan dijadikan bahan penelitian
direkam terlebih dahulu. Ketika sedang melakukan pengamatan langsung dicatat
apa saja yang di tuturkan oleh pendendang dan bagaimana permainannya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah
kegiatan Saluang Pauah selesai dilaksanakan. Wawancara dilakukan oleh 2 orang
perwakilan dari mahasiswa sastra indonesia. Narasumber yang diwawancarai adalah
pendendang dan pemain saluang.
2.3. Data
Informan
* Informan 1
-
Nama : Dasarcan
-
Umur : 67 tahun
-
Pekerjaan : Petani
-
Sebagai : Pendendang
* Informan 2
-Nama : Pono (Rajo Sutan)
-
Umur : 74 tahun
-
Pekerjaan lain : Petani
-
Sebagai : Pemain saluang
BAB III
ANALISIS
Saluang
merupakan tradisi lisan yang berpedoman kepada alam, ceritanya berupa semua
nasehat seperti nasehat adat, masyarakat, dan lain-lain. Saluang Pauah ini
berguna untuk menyampaikan pesan dan kesan dalam kehidupan akan lebih baik
bermakna dan memperbaiki sikap. Syair yang disampaikanpun biasanya menceritakan
suatu kejadian yang pernah terjadi.
Cerita yang didengarkan selalu
dikondisikan dengan situasi keadaan dimana Saluang Pauah ini dimainkan, namun
cerita yang akan di dengarkan telah dipersiapkan jauh hari sebelum ditampilkan.
Cerita yang dimainkan tidak hanya menampilkan dari satu permintaan akan tetapi
mengumpulkan beberapa permintaan lalu dikembangkan menjadi sebuah syair.
Biasanya pendendang akan mencari pantun terlebih dahulu dan dikembangkan menjadi
sebuah dendang.
Asal mula Saluang Pauah ini
berawal disaat seorang pengembala kerbau membawa ternaknya ke rimba/hutan untuk
di ajak berkeliling dan mencari makan sambil menunggu petang. Pengembalapun
memainkan saluang dengan bunyi yang
khas. Jadi Saluang Pauah ini berawal dari seorang pengembala kerbau yang
mengisi waktu luangnya dengan bermain saluang disaat membawa kerbau ke hutan.
Adapun beda Saluang Pauah
dengan yang lain yaitu:
1. Bentuk dari Saluang Pauah ini pendek, memakai satu buku diantara ruas yang
diselubungi guna pelestarian bunyi dari saluang tersebut, sedangkan saluang
yang lain seperti yang terdapat di Payakumbuh mempunyai saluang yang tanpa
buku.
2. Lubang yang terdapat pada Saluang Pauah terdiri dari 6 lubang, sedangkan
Payakumbuh, Solok hanya mempunyai 4 lubang saja.
3. Adapun bagian irama dari permainan Saluang Pauah yaitu :
a. Pado-pado (mulai/pembukaan)
b. Pakok limo
c. Lereng limo
d. Pakok anam
e. Lambok malam (tidak memakai
saluang hanya berdendang)
Pemain
Saluang Pauah mengatakan bahwa ia dulu belajar Saluang Pauah dari gurunya yang
bernama Arun. Ia menyukai dan mempunyai hobi Saluang Pauah sejak dari SD dan
berusaha mempelajarinya, Saluang Pauah berasal dari Pauah dan diturun temurunkan.
Cerita-cerita yang ada di Saluang
Pauah menceritakan tentang kehidupan nyata yang terjadi pada lingkungan sekitar
dan juga peristiwa di nagari-nagari lain yang menceritakan peristiwa kehidupan
masyarakatnya, yang bertujuan mengantarkan pesan dan nasehat kehidupan. Cerita
dibuat seperti pantun dan pantun tersebut menghasilkan cerita, cerita saluang
yang pernah dibuat oleh informan adalah :
Mantel Biru
Lubuak sikapiang
Pariaman
Silaing Padang Panjang
Payakumbuh
Bingo Bukiktinggi
Saat memainkan Saluang Pauah informan memakai peci dan meletakan kain di telinga agar menghindari gerak mulutnya di lihat oleh penonton. Pedendang juga memakai peci dan menutup sebelah kupingnya dengan sapu tangan. Pendendang memakai bahasa daerah setempat saat berdendang yang berisikan nasehat. Para pemain Saluang Pauah duduk bersila ketika bermain.
Saluang Pauah bisa ditampilkan dalam berbagai acara, seperti acara pesta pernikahan (baralek), malam bagurau, pengangkatan penghulu, hari kemerdekaan, dan lain-lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sastra
lisan Minangkabau mempunyai semacam arogansi nagari, artinya suatu genre yang
terdapat
di suatu daerah tidak bisa dikembangkan didaerah lainnya, tetapi daerah lain
itu dapat mengapresiasi genre itu dengan baik, bahkan mengundangnya untuk
dipertunjukkan didaerahnya (yang bukan daerah asalnya). Contohnya
Saluang pauh, genre ini
hanya dikembangkan di Padang khususnya di daerah Pauah, akan tetapi masyarakat
minang mengapresiasikan hampir merata. Oleh karena itu, orang bersedia
mengundang Saluang Pauah ke nagarinya. Walaupun mereka dapat mendendangkan Saluang Pauah tersebut tetap ada konsep bahwa Saluang Pauah tersebut milik orang Padang.
4.2 Saran
Dari pembahasan yang dipaparkan
diatas, disarankan kepada masyarakat pada umumnya, agar terus mengembangkan
tradisi lisan yang ada di daerahnya masing-masing, dan dapat memberi serta memperoleh
pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang tradisi lisan khususnya saluang.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumah, Wijaya., dan Dedi Dwitagama. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Indeks.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
CASINO CASINO, LAS VEGAS, NV | Mapyro
BalasHapusLAS VEGAS, NV 울산광역 출장안마 - May 14, bet365 2021 - Casinos.com takes 화성 출장안마 a closer look 안동 출장샵 at the casino 부산광역 출장마사지 floor, dining options, and amenities for each casino in Las Vegas.