2020-09-18

Budaya Multikultural Di Indonesia



Indonesia bisa dikatakan masyarakat multikultural, karena faktor-faktor sebagai berikut:
  1. Keanekaragaman Ras
Ada tiga ras yang dapat kita sebutkan yaitu
1. Ras Mongoloid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini
  • Kulit berwarna kuning samap sawo matang
  • Rambut lurus
  • Bulu badan sedikit
  • Mata sipit

2.    Ras Kaukasoid
Memiliki ciri-ciri berikut ini
  • Hidung mancung
  • Kulit putih
  • Rambut pirang sampai coklat
  • Kelopak mata lurus

3.    Ras negroid
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut
  • Rambut keriting
  • Kulit hitam
  • Bibir tebal dan kelopak mata lurus
Berdasarkan 3 faktor ras diatas, ada beberapa ras lagi yang lebih dominan diindonesia, diantaranya:
  • Negrito dan Wedoid, merupakan suku asli indonesia
  • Melayu Tua (Proto Melayu), melahirkan suku batak, toraja dan dayak

Bangsa melayu tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 s/d 500 SM. Mereka masuk melalui 2 rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui kepulauan Filipina terus ke sulawesi dan menyebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan bahwa bangsa melayu tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibanding manusia purba yang ada di Indonesia. orang-orang melayu tua ini berkebudayaan Batu muda (neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu, namun telah sangat halus . kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa proto melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak Lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnay, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa melayu muda. Keturunan proto melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti Dayak, Toraja, mentawai, Nias dan papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (ras negrito) yang tidak mau bercampur dengan bangsa proto melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai penganggu. Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat, meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di palembang, dan orang Semang di Malaka.

  • Melayu Muda (Deutro Melayu), beranak pinak suku bugis, sunda, jawa dan bali.

Bangsa melayu muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. kebudayaan mereka lebih maju daripada proto melayu. Mereka telah pandai  membuat benda-benda dari logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi. kebudayaan melayu muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. nama dong Son ini disesuaikan dengan nama daerah disekitar teluk Tonkin Vietnam yang banyak ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia diantaranya adalah kapak corong atau kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini umumnya terbuat dari tuangan.
Keturunan bangsa Deutro melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri, misalnya melayu, Makassar, jawa, Sunda, Bugis, Minang dll. Kern menyimpulkan  bahwa bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun, karena berasal dari bahasa austronesia. Perbedaan bahasa yang terjadi di daerah-daerah di Nusantara seperti bahasa Jawa, Makassar, Sunda, Madura, Aceh, Batak, Minangkabau dll, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang dipisahkan oleh laut dan selat.

  1.  Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Di indonesia banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat maupun etnis yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural diantaranya:
  • Pakaian adat
  • Tarian daerah
  • Lagu daerah
  • Bahasa daerah
  • Adat istiadat
  • Makanan khas daerah
  • Rumah adat
  • Senjata tradisional
    • Kesenian daerah
    • Alat musik

  1. c.  Keanekaragaman agama dan kepercayaan
    1. Islam
    2. Katolik
    3. Protestan
    4. Budha
    5. Hindu
    6.  faktor letak geografis di Indonesia
    7. Keadaan geografis
Keadaan geografis Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ikut memberi kontribusi dalam terciptanya masyarakat multikultural. Letak Indonesia yang berada di antara dua benua dan dua samudra mengakibatkan banyak disinggahi berbagai suku bangsa dari seluruh dunia.
  1. Pengaruh budaya asing
Pengaruh dari luar wilayah Nusantara banyak memengaruhi keberagaman budaya dan agama. Di mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing, penjajah, serta imigran lainnya.
  1. Kondisi iklim yang berbeda
Kondisi lingkungan pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di Nusantara. Hal ini disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial, dan tipe kemasyarakatan.
4.   Integrasi suku bangsa yang berbeda
Secara politis, integrasi nasional paling tidak dipelopori 4 peristiwa penting, yaitu :
  1. Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya
  2. Kekuasaan colonial Belanda yang menyadarkan semangat persatuan dan kesatuan   agar terbebas dari penjajahan
  3. Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928
  4. Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
Previous Post
Next Post

0 Comments: