Indonesia bisa dikatakan masyarakat multikultural, karena faktor-faktor sebagai berikut:
- Keanekaragaman Ras
Ada tiga ras
yang dapat kita sebutkan yaitu
1. Ras
Mongoloid
Memiliki
ciri-ciri sebagai berikut ini
- Kulit berwarna kuning samap sawo matang
- Rambut lurus
- Bulu badan sedikit
- Mata sipit
2.
Ras Kaukasoid
Memiliki
ciri-ciri berikut ini
- Hidung mancung
- Kulit putih
- Rambut pirang sampai coklat
- Kelopak mata lurus
3.
Ras negroid
Memiliki ciri-ciri
sebagai berikut
- Rambut keriting
- Kulit hitam
- Bibir tebal dan kelopak mata lurus
Berdasarkan
3 faktor ras diatas, ada beberapa ras lagi yang lebih dominan diindonesia,
diantaranya:
- Negrito dan Wedoid, merupakan suku asli indonesia
- Melayu Tua (Proto Melayu), melahirkan suku batak, toraja dan dayak
Bangsa
melayu tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 s/d 500 SM.
Mereka masuk melalui 2 rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah
melalui Semenanjung melayu kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar
ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur adalah melalui kepulauan Filipina
terus ke sulawesi dan menyebar ke seluruh Indonesia. Para ahli memperkirakan
bahwa bangsa melayu tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibanding
manusia purba yang ada di Indonesia. orang-orang melayu tua ini berkebudayaan
Batu muda (neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu, namun
telah sangat halus . kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa proto melayu
melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan kapak Lonjong melalui jalan timur.
Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada
perkembangan selanjutnay, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan
bangsa melayu muda. Keturunan proto melayu ini sampai kini masih berdiam di
Indonesia bagian timur, seperti Dayak, Toraja, mentawai, Nias dan papua.
Sementara itu, bangsa kulit hitam (ras negrito) yang tidak mau bercampur dengan
bangsa proto melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar terhindar
dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai
penganggu. Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat, meski populasinya
sedikit, antara lain orang Sakai di Siak, orang Kubu di palembang, dan orang
Semang di Malaka.
- Melayu Muda (Deutro Melayu), beranak pinak suku bugis, sunda, jawa dan bali.
Bangsa
melayu muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang.
Mereka masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah semenanjung Melayu terus
ke Sumatera dan tersebar ke wilayah Indonesia yang lain. kebudayaan mereka
lebih maju daripada proto melayu. Mereka telah pandai membuat benda-benda
dari logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi membuat besi.
kebudayaan melayu muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. nama dong Son
ini disesuaikan dengan nama daerah disekitar teluk Tonkin Vietnam yang banyak
ditemukan benda-benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir
sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil
kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia diantaranya adalah kapak corong
atau kapak sepatu, nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini umumnya
terbuat dari tuangan.
Keturunan
bangsa Deutro melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri,
misalnya melayu, Makassar, jawa, Sunda, Bugis, Minang dll. Kern
menyimpulkan bahwa bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun,
karena berasal dari bahasa austronesia. Perbedaan bahasa yang terjadi di
daerah-daerah di Nusantara seperti bahasa Jawa, Makassar, Sunda, Madura, Aceh,
Batak, Minangkabau dll, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri
yang dipisahkan oleh laut dan selat.
- Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Di indonesia
banyak dijumpai beranekaragaman suku bangsa, bahasa, adat istiadat maupun etnis
yang menjadikan bentuk masyarakat multikultural diantaranya:
- Pakaian adat
- Tarian daerah
- Lagu daerah
- Bahasa daerah
- Adat istiadat
- Makanan khas daerah
- Rumah adat
- Senjata tradisional
- Kesenian daerah
- Alat musik
- c. Keanekaragaman agama dan kepercayaan
- Islam
- Katolik
- Protestan
- Budha
- Hindu
- faktor letak geografis di Indonesia
- Keadaan geografis
Keadaan
geografis Indonesia yang dikenal sebagai zamrud khatulistiwa ikut memberi
kontribusi dalam terciptanya masyarakat multikultural. Letak Indonesia yang
berada di antara dua benua dan dua samudra mengakibatkan banyak disinggahi
berbagai suku bangsa dari seluruh dunia.
- Pengaruh budaya asing
Pengaruh
dari luar wilayah Nusantara banyak memengaruhi keberagaman budaya dan agama. Di
mana pengaruh tersebut di antaranya dibawa oleh para pedagang asing, penjajah,
serta imigran lainnya.
- Kondisi iklim yang berbeda
Kondisi
lingkungan pun memengaruhi keberagaman kehidupan masyarakat di Nusantara. Hal
ini disebabkan perbedaan pola penghidupan, mata pencaharian, tatanan sosial,
dan tipe kemasyarakatan.
4.
Integrasi suku bangsa yang berbeda
Secara
politis, integrasi nasional paling tidak dipelopori 4 peristiwa penting, yaitu
:
- Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Sriwijaya
- Kekuasaan colonial Belanda yang menyadarkan semangat persatuan dan kesatuan agar terbebas dari penjajahan
- Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928
- Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.