Deiksis
Menurut Soemarmo (1988:170) menyatakan bahwa apabila salah satu segi makna kata atau kalimat berganti karena bergantian konteks, kata atau kalimat itu mempunyai makna deiksis. Levinson (1983:55) menyatakan bahwa deiksis atau yang juga lazim disebut indexical expressions diidentifikasi dengan mencermati kondisi kebenaran suatu ujaran.
Contoh : Chairil Anwar adalah penyair Indonesia.
Ujaran tersebut mengandung suatu kebenaran setelah diidentifikasi kebenarannya melalui karya yang sudah dihasilkan.
Contoh lain : Aku anaknya Jokowi.
Kebenaran ujaran tersebut tergantung siapa yang mengujarkannya. Apabila yang mengujarkan tersebut orang lain selain anak Jokowi maka ujaran tersebut menjadi tidak berterima.
Sebuah kata dikatakan bersifat deiksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu. kata deiksis berasal dari kata yunani deiktikos, yang berarti hal yang penunjukkan secara langsung. Dalam istilah Inggris yaitu deictic dipergunakan sebagai istilah untuk pembuktian langsung (pada masa setelah Aristoteles) sebagai lawan dari istilah elenctic, yang merupakan istilah untuk pembuktian tidak langsung.
Levinson (1983:61-89) membagi deiksis menjadi beberapa teori
1. Deiksis persona
Deiksis persona adalah pengantaran atau penyampaian peran (role) dari pelibat komunikasi dari peristiwa penutur.
Deiksis persona terbagi menjadi 3 bagian:
a. Orang pertama (saya) adalah bentuk gramatikalisasi penunjukan terhadap penutur atau pembicara itu sendiri.
b. Orang kedua (kamu) adalah bentuk gramatikalisasi dari acuan yang digunakan oleh penutur terhadap lawantuturnya baik tunggal atau jamak.
c. Orang ketiga (dia) adalah bentuk gratikalisasi dari ujaran yang dipakai oleh penutur oleh pembicara terhadap orang yang bukan mengacu kepada dirinya tau orang kedua.
2. Deiksis waktu
Deiksis waktu adalah sepesifikasi waktu yang ditunjukkan dalam suatu ujaran. Deiksis waktu juga terkait erat dengan peran partisipan. Contoh, sekarang dapat dikatakan sebagai titik pada waktu pada saat penutur sedang mengujarkan suatu uajaran yang menyatakan suatu aktifitas sedang berlansung. Contoh deiksis waktu lainya bisa, kemarin, besok, minggu depan, minggu kemarin dll.
3. Deiksis tempat
Deiksis tempat atau deiksis ruang adalah spesifikasi lokasi atau tempat sesuai dengan titik sauh dalam waktuperistiwa tutur (Oktavianus, 2006:98). Terdapat dua hal yang dilakukan dalam menghadapi suatu objek yaitu pendeskripsian atau penamaan dan penentuan lokasi atau tempatnya.
4. Deiksis wacana
Deiksis wacana adalah penggunaan ungkapan dalam suatu ujaran untuk merujuk ke bagian-bagian tertentu dari suatu ujaran. Menurut Levinson (1983:85) deiksis waktu dapat saja digunakan untuk menyatakan porsi-porsi tertentu dari suatu wacana.
5. Deiksis sosial
Deiksis sosial adalah aspek-aspek kalimat yangmerefleksikan atau ditentukan oleh realitas tertentu dari situasi sosial pada saat munculnya suatu tindak ujar. Levinson juga mengemukakan bahwa ada dua jenis informasi yang mengandung deiksis sosial yaitu relational dan absolut. Variasi yang bersifat relational diantaranya yaitu:
a. Penutur dan referen(honorifik referen)
b. Penutur dan lawan tutur(honorifik lawan tutur)
c. Penutur dan hadirin(honorok hadirin)
d. Penutur dan lawan latar( tingkat keformalan)
Menurut Levinson (1983:90) dalam banyak bahasa dunia, pengucapan kalimat tertentu seperti the soup is hot dengan intonasi tertentu sudah mengandung rasa hormat terhadap lawan bicara tanpa harus menyebutkan jati diri lawan tutur. Sedangkan honorik untuk hadirin terkadang muncul jika ada kata-kata tabu yang harus diganti. Tetapi apabila bentuk honorik (1) sampai (3) lebih terfokus pada deiksis, hubungan antara penutur dengan latar lebih merupakan kaitan antara peran penutur dengan situasi.
Hubungan yang bersifat absolut melekat pada apa yang kita sebut “penutur yang memiliki otoritas”. Misalnya dalam bahasa Thai, morfem khrab adalah partikel yang menunjukkan kesopanan yang hanya digunakan oleh penutur laki-laki (Levinson, 1983:91)
Daftar Pustaka
Levinson, S.C. 1983. Pragmatics. London: Cambrige University Pres.
Oktavianus. 2006. Analisis Wacana Lintas Bahasa. Padang: Andalas University Press.
Soemarmo, M. 1988. Pragmatik dan Perkembangan Mutahirnya. Artikel dalam PELLBA I. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.