2020-11-06

Resume Buku Metode Penelitian Psikologi Sastra Teori, Langkah dan Penerapannya Karya Suwardi Endraswara

 


BAB XII
Psikoanalisis Sastra

Psikologi bukan sekedar teori mengenai pikiran manusia nama juga pratik untuk menyembuhkan mereka yang mentalnya dianggap sakit atau terganggu. Pusat terpenting dari penyembuhan menurut teori Freud adalah apa yang dikenal dengan ‘pentranferan’, konfem yang sering banyak dikelirukan dengan apa yang disebut ‘proyeksi’. Dalam masa perawatan, pihak yang dianalisis (atau pasien) dapat mulai secara tak sadar ‘mentranfer’  pada diri analisis konfik fisik yang dideritanya.

Psikoanalisis karya menurut  Freud ialah ‘Di mana id pernah berada, di situ akan ada ego’ maksudnya di mana laki-laki dan perempuan seakan dilumpuhkan oleh kekuatan yang tak dapat mereka mengerti, di situ akal dan penguasaan diri akan bertakhta.

Psikoanalisis yang merupakan teori dari Freud ini merupakan istilah khusus dalam penelitian psikologi sastra. Dalam teori psikoanalisis terdapat id, ego dan super ego yang merupakan bagian dari alam batin manusia. Apabila ketiga unsur tidak seimbang maka dari diri manusia mengalami resah, gelisa, tertekan dan sebagainya namun apabila ketiga unsur seimbang maka manusia akan memperlihatkan watak yang wajar. Ketidak keseimbang ketiga unsur akan menimbulkan “neurosis” atau penyakit jiwa bahkan bisa menimbulkan tahap “psikosi” atau disebut gila. Oleh karena karya satra tidak dapat dipisahkan dari masalah kejiwaan maka perlu pendekatan psikologi untuk menelitinya.

Id merupakan dorongan-dorongan primitif yang arus dipuaskan contohnya napsu. Sedangkan ego bertugas mengontrol id dan ego berikan kata hati.

Dunia Mimpi dan Fantasi merupakan Gagasan Freud yang menganggap bahwa mimpi memiliki peranan khusus dalam studi psikologi sastra. Intinya bahwa karya satra berasal dari mimpi dan fantasi.

Psikoanalisis dapat dikaji dalam bidang pengarang, karya sastra dan pembaca . psikoanalisis pengarang berkaitan dengan proses kreatif, psikoanalisis kerya sastra berkaitan dengan mekanisme mimpi dan fantasis sedangkan psikoanalisis pembaca berkaitan dengan masalah-masalh psikososial.

Psikoanalisis dapat dikaji dengan teori ekspresi yang mengatakan karya sastra merupakan ungkapan gagasan atai jiwa pengarang, dengan melalusi analisis discourse yang terdapat di dalam teks satra seperti alur, tokor, latar, dan penceritaan. Dalam melalui tipografi, bunyi, diksi, orkestrasi, citraan dan imaji. Kondensasi adalah pemadatan, bersifat arbiter dengan meringkas atau menghilangkan bagian-bagian tertentu yang dianggap tidak layak atau tidak penting. Dalam cerita rekaan dapat berupa waktu elips (waktu cerita yang dihilangkan), flas back (sorot balik). Dalam puisi ditunjukkan oleh ungkapan-ungkapan penuh konotasi, asosiasi, sugesti, dan poly interprestable. Dalam cerita rekaan dan puisi tidak ada bedanya, yaitu pemakaian gaya bahasa metomini, metafor, dan personifikasi.

Bedasarkan teori-teori tersebut, cara yang dapt digunakan dalam menganaliss karya satra sesuai dengan pendekatan psikoanalisis adalam memberi interprestasi secara semiotik terhadap wujud-wujud transformasi (simbolisasi, kondensasi, substitusi) dengan cara menganggapnya sebagai tanda yang dapat berupa ikon, indeks, atau simbol. Pembahasan ini merupakan wawasan semiotik sastra.

Previous Post
Next Post

0 Comments: