2020-11-04

Estetika Dalam Cerpen Sepatu Kanan Karya Ahmad Zul Hilmi

 

Estetika merupakan ilmu yang membahas bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana supaya kita dapat merasakannya. Estetika sangat berhubungan dengan seni, cara menata pada estetika merupakan efek atau hasil dari kerja seni. Setiap orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap seni. Pada cerpen ini saya menganggap jika cerpen Sepatu Kanan memiliki suatu keindahan.

Jika dilihat dari judul, orang pasti akan penasaran dengan maksud judul Sepatu Kanan. Sehingga akan menarik orang-orang untuk membacanya. Dan setelah saya baca , ternyata cerpen ini menceritakan tentang seorang anak yang tinggal di sebuah desa. Anak tersebut bernama Santos. Santos hanya tinggal dengan ibunya, sedangkan ayahnya sudah meninggal karena kecelakaan pesawat .

Didalam cerpen ini, santos anak yang sangat menyukai olah raga sepak bola. Sehingga menjadikannya sebagai pemain bola terbaik didesanya. Setiap hari santos selalu berlatih sepak bola. Tidak ada kata lelah untuk santos berlatih sepak bola. Bola adalah hobinya , sehingga santos sekarang berada di club terbaik di desanya, Visca Barca. Karena kehebatannya, santos diangkat menjadi kapten kesebelasannya. Setiap ada turnamen antar desa , club santos selalu menang.

Di cerita ini ,ada suatu hal yang membuat santos sangat bersemangat bermain dan berlatih sepak bola setiap hari. Yaitu sebuah sepatu kanan. Sepatu tersebut sangat berarti bagi santos. Bahkan sepatu itu menjadi penyemangat santos dalam bermain dan berlatih sepak  bola. Pasti ada suatu hal yang membuat santos sangat menyayangi sepatu kanan tersebut. Ternyata sepatu tersebut didapatkannya ketika menonton pertandingan sepak bola brazil. Saat pertandingan selesai , salah satu pemain melemparkan salah satu sepatunya kearah penonton, dan yang mendapatkan sepatu itu adalah santos. Kebetulan sekali sepatu itu adalah milik seorang pemain kebanggaan santos, Neymar Junior. Santos sangat bangga dan senang mendapatkan sepatu itu walaupun hanya sebelah.

Disetiap santos berlatih dan bermain sepak bola selalu memakai sepatu kanan tersebut, walaupun sepatunya kebesaran karena tidak sama ukuran kakinya dengan neymar, setiap memakai itu santos selalu mengganjal dengan kaus kaki agar pas dikaki.

Walaupun sepatu kiri tidak sama dengan sepatu sebelah kanan. Ia pernah berkata pada ibunya jika sepatu ini hilang, maka ia akan berhenti untuk bermain bola. Ibu santos pun memberi nasehat kepada santos, bahwa kita tidak boleh terlalu sayang kepada sesuatu, sebab didalam hidup ini tidak akan ada yang abadi dan bertahan.

Lalu setiap hari demi hari, santos selalu bertambah giat untuk berlatih sepak bola dengan menggunakan sepatu kebanggaannya itu. Sehingga terdengar kabar bahwa seminggu lagi akan diadakan seleksi timnas junior. Mendengar kabar tersebut, santos memberi tahu kepada ibunya, dan ibunya sangat mendukung keinginan santos tersebut.

Tepat seminggu menjelang seleksi, santos semakin giat untuk berlatih, tidak ada hari tanpa berlatih. Sepatu kanan menjadi panutan untuk kerja kerasnya.

Namun 2 hari menjelang hari seleksi, sepatu santos tidak sengaja terbakar oleh ibunya ketika sedang membakar sampah. Mengetahui kejadian itu, santos sangat bersedih dan tidak bersemangat lagi untuk berlatih dan mengikuti seleksi. Santos beranggapan tidak akan bisa lulus seleksi tanpa sepatu itu. Lalu ibu santos memberi nasehat kepada santos, bahwa tidak ada yang tidak mungkin. Sepatu itu bukanlah penyebab kesuksesan santos dalam sepak bola selama ini. dan tidak ada yang abadi.mendengar nasehat itu, santos bangkit lagi, dan mulai berlatih kembali. Tentunya tanpa sepatu kesayangannya itu.

Keesokan harinya, santos pergi kejakarta untuk mengikuti seleksi timnas junior, deitemani oleh ibunya. Dan santospun diumumkan lulus seleksi timnas junior tersebut.

 

Menurut saya , pesan dari cerpen ini adalah mengajarkan kita bahwa untuk mencapai sesuatu, kita jangan bergantung kepada suatu hal, yakinlah pada kemampuan dan semangat diri kita sendiri, dan jangan menyerah untuk mencapainya.

Previous Post
Next Post

0 Comments: