2020-11-07

Boneka beruang untuk Dina


 

Oleh : Dela Wahyuni  
 

“ini apa Tomy?,” tanya gadis kecil itu polos

“ini boneka beruang Dina,” jawab anak laki-laki itu.

Dua tahun sejak hari itu, semua berubah seperti bumi yang terpecah belah menjadi dua yang  memberikan jarak diantara keduanya. Begitulah yang sedang dirasakan seorang gadis kecil itu, dia sama dengan gadis lainnya lahir dengan seluruh anggota tubuh yang lengkap, senyum yang indah dengan gigi seperti pasukan paskibra yang sedang berbaris rapi, putih. Tetapi ada satu yang membuat gadis itu berbeda dari gadis-gadis lainnya. Matanya! Bukan, ia bukan tidak punya mata tetapi disana ada sesuatu yang lain. Gelap! Itu yang selalu ia lihat, benar Dina gadis malang yang tidak dapat melihat, ia tidak pernah tahu bagaimana dunianya, ia tidak pernah bisa melihat wajahnya di pantulan kaca, dan bahkan ia tidak pernah bisa melihat kedua orangtuanya yaitu ayah dan bunda.

Hari itu Dina genap berumur 5 tahun, ia ingin sekali bisa merayakan ulang tahunnya seperti Eva anak tetangga sebelah yang merayakan ulang tahun ke-5 bersama teman-teman sebayanya. Keluarga Eva mengundang badut untuk menghibur anak-anak. Dina juga ingin bisa tertawa melihat kelucuan badut itu, tetapi apa yang hendak di kata, dina mempunyai keterbatasan untuk itu, dina bahkan tidak pernah tahu badut yang dimaksud itu wujudnya seperti apa. Ia hanya bisa berimajinasi pada otaknya, seperti dalam cerita bunda tentang bagaimana perawakan badut-badut yang menghibur anak kecil.

Sore itu, kompleks perumahan Dina kedatangan tetangga baru, mereka tinggal tepat disebelah kanan rumah Dina. Sebagai pendatang baru, tetangga baru tersebut berkunjung ke rumah Dina. Mereka sepasang suami isteri muda yang umur mereka 2 tahun lebih tua dari ayah dan bunda, selain mereka berdua, mereka pun membawa seorang anak laki-laki yang seumuran dengan Dina, Mereka pun saling berkenalan dan mengobrol seperti teman lama yang sudah lama tidak bertemu. Disaat ayah dan bunda asyik berbicara dengan tamu mereka, anak laki-laki dari tetangga baru itu pun mencoba mendekati Dina dan menyapanya.

“hai, aku tomy ,“ kata anak laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya

“Dina,” jawab Dina singkat

“mengapa kamu tidak mengulurkan tanganmu? Kamu juga tidak melihat ke arahku?,” tanya tomy polos

Dina hanya diam, tanpa sengaja bunda mendengarkan percakapan kedua anak kecil itu,

“oh, maaf sayang Dina tidak melihat uluran tangan Tomy, “ tambah bunda

“benarkah? Tomy sudah mendekatkan tangan pada wajah Dina, tante ?,” tambah tomy lagi

“maaf sayang, Dina tidak dapat melihat,” jawab bunda sedih

Dina yang mendengar percakapan bunda dengan Tomy pun menangis. Dia mencoba meraba-raba dinding mencoba mencari jalan menuju kamarnya, bunda pun dengan cepat memapah Dina ke kamarnya. Melihat Dina menangis Tomy pun merasa bersalah.

“ayah? Apa Dina tidak suka berteman dengan Tomy?” tanya Tomy kepada ayahnya

“tidak sayang, Dina mungkin sedang lelah sayang,” jawab ayahnya mencoba menghibur

“ayo kita pulang sayang, biarkan Dina tidur dulu, besok kita main lagi kesini ya” aja bunda Tomy

“tapi, Tomy ingin meminta maaf kepada Dina ayah, bunda “ tambah Tomy lagi

“besok saja ya sayang, kasian Dinanya Tomy” jawab ayah Tomy

Setelah berpamitan kepada kedua orang tua Dina, akhirnya keluarga Tomy pun kembali pulang ke rumahnya. Ke esokan harinya Tomy pun kembali datang kerumah Dina, tetapi bunda Dina berkata kalau Dina sedang tidak ingin bermain .

“lain kali saja mainnya ya sayang, Dina sedang tidur siang” jawab bunda

Hari berikutnya Tomy tetap tidak bisa bertemu dengan Dina, tetapi Tomy tidak putus asa. Pada hari ke-13 Tomy pun kembali kerumah Dina, Tomy datang dengan membawa bingkisan. Karena keteguhan Tomy, Dina pun membiarkan Tomy masuk ke rumahnya dan duduk disebelahnya di ruang tamu.

“ ada apa kamu kesini?” tanya Dina memulai pembicaraan

“Dina, maafkan Tomy, Tomy tidak tahu kalau Dina tidak dapat melihat, sebagai permintaan maaf maukah Dina menerima hadiah dari Tomy ?” sambil menyodorkan bingkisan kepada Dina

“ apa ini tomy?” tanya gadis itu polos

“itu boneka beruang Dina” jawab anak laki-laki itu

“ benarkah? Boneka beruang? Coba katakan apa saja yang terdapat pada boneka beruang ini?” tanya Dina penasaran

“ dia mempunyai dua mata yang indah sepertimu, mempunyai telinga sedikit lebar dan ia cantik seperti Dina” jawab Tomy

Dina pun bahagia sekali menerima hadiah dari Tomy. Sejak hari itu Tomy sering datang ke rumah Dina untuk bermain, mereka bermain bersama boneka beruang pemberian tomy yang diberi nama Tom-tom oleh Dina. Dina sangat menyayangi boneka nya, meski ia tidak pernah tahu wujud boneka beruang tersebut tetapi Dina tidak pernah melupakan boneka beruang tersebut. Dua tahun perkenalan Tomy dengan Dina, kini keduanya sudah berumur 7 tahun tetapi keduanya masih tetap berteman. Hingga suatu hari Tomy harus dibawa oleh kedua orang tuanya kerumah sakit di luar negeri, sehari sebelum kepergian Tomy keluar negeri, Tomy pun menyempatkan diri singgah kerumah Dina,

“Din, mungkin untuk beberapa hari ke depan aku tidak sering lagi main kesini, soalnya Tomy diajak keluarga kerumah kakek diluar kota” kata Tomy bohong

“untuk berapa lama Tomy akan pergi?” tanya Dina

“Tomy tidak tahu Dina, jangan menunggu Tomy dan jangan merasa  kesepian lagi ya, sekarang kan sudah ada tom-tom “ hibur Tomy

“tapi jangan lama-lama ya Tomy, nanti Dina tidak punya teman lagi, ya sudah hati-hati di jalan ya, jangan lupa oleh-oleh” jawab Dina

Tomy pun mengangguk , dia meneteskan air mata. Sebelumnya Tomy sebenarnya mengidap penyakit paru-paru basah. Sejak kecil Tomy lahir dengan paru-paru yang lemah, Tomy sering keluar masuk rumah sakit karena penyakitnya, keluarganya pun sudah habis akal mengobati penyakit Tomy, sudah banyak dokter yang mengobati Tomy, tetapi hasilnya tetap nihil. Tibalah hari keberangkatan Tomy ke luar negeri untuk mengobati penyakitnya. Setiba di luar negeri Tomy langsung diperiksa oleh dokter, setelah beberapa menit dokter memutuskan Tomy agar segera di operasi. Operasinya berlangsung selama 4 jam keluarga Tomy harap-harap cemas dan berdoa untuk kesembuhan Tomy. Tetapi takdir berkata lain, Tomy tidak dapat diselamatkan karena paru-paru Tomy sudah semakin lemah. Melihat kenyataan itu bunda Tomy menangis histeris, kedua orang tua Tomy tidak menyangka hal itu akan terjadi. Jenazah Tomy pun diibawa kerumah kakek di tanah air dan dikebumikan disana. Dan pada hari itu tidak ada yang memberitahu Dina. Dina masih menunggu dengan penuh harap kedatangan Tomy bersama Tom-Tom boneka yang kini menjadi temannya setelah Tomy pergi. Dan ia tidak pernah tahu jika ia dan Tomy sudah berada di dunia yang berbeda. Dan ia juga tidak pernah tahu jika Tomy tidak akan pernah kembali.

Previous Post
Next Post

0 Comments: