Buku ini merupakan buku syair yang menceritakan tentang keberanian dan ketabahan seorang wanita zaman silam yaitu Siti Zubaidah yang berjuang untuk menegakan kebenaran dan memerangi ketidakadillan.
Syair Siti Zubaidah Perang China merupakan karya penting dalam khazanah manuskrip Melayu. Pada saat sekarang ini diketahui ada enam naskhah manuskrip yaitu :
· Dua naskhah manuskrip dimiliki oleh Perpustakaan Negara Malaysia
1. Kode MSS 25, setebal 308 halaman dengan ukuran 20.9 x 17sm (tidak lengkap)
2. Kode MSS 1075, setebal 26 halaman dengan ukuran 21 x 16,6sm (tidak lengkap)
Kedua edisi manuskrip ini hanya menceritakan sepintas saja.
· Dua naskha manuskrip dimiliki oleh Perpustakaan Nasional Jakarta
1. Kode MI 450, setebal 602 halaman (tidak lengkap)
2. Kode MI 727, setebal 422 halaman (hampir lengkap)
· Satu naskah manuskrip dimiliki oleh Perpustakaan Universiti Leiden, Belanda.
Klinkert 130 setebal 279 halaman (tidak lengkap)
· Satu naskah manuskrip dimiliki oleh Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka
Kode MS 24, setebal 138 halaman dengan ukuran 25 x 18sm (tidak lengkap)
Di Samping itu juga diketahui beberapa naskah cetak Syair Siti Zubaidah Perang China yaitu :
1. Inilah Yang Bernama Syair Siti Zubaidah Perang China Adanya, Singapure, H.M. Taib, 1315H. 381 halaman., 20ms., Jawi, milik Perpustakaan Universiti Malaya.
2. Inilah Syair Siti Zubaidah Yang Terlalu Indah Cetranya, Tersimpan ditempat Haji Mohamad Amin, Singapure, Baghdad Street No. 7. 1331H., setebal 277 halaman. 25,5 x 17sm Jawi. Milik Perpustakaan Negara Malaysia, dicetak di Darul Al-Tabaah Al Masriah
3. Syair Siti Zubaidah Perang China, dicetak oleh Bahtaman Ali Bahai Syaraf Ali Ind. Company Limited, Tajrah kutub wa malkan Mutba’ah Muhammadi, Bombay, 1314H., setebal 296 halaman., 21,3 x 13,7sm., Jawi. Milik pribadi penulis.
4. Syair Siti Zubaidah Perang China, Sulaiman Marie, Singapura, Setebal 296 halaman., 21sm, Jawi, milik pribadi penulis.
5. Syair Siti Zubaidah Perang China, Singapura, Sulaiman Marie 1443H., setebal 296 halaman., 23 x 19sm., jawi, milik Perpustakaan Universiti Malaya.
6. Si Siti Zubaidah Perang China, Singapura, Muhamad Idris. Pulau Pinang, Sulaiman Marie, 1919, 320 halaman., 21sm., milik Perpustakaan Dewan Bahasa dan Pustaka.
7. Syair Siti Zubaidah Perang China, singapura, Bombay Ali Bahai, 336 halaman., 22sm, Jawi, milik Perpustakaan /universiti Malaya.
8. Syair Siti Zubaidha Perang China. Diselanggarakan oleh Abdul Mutalib Abdul Ghani, Rumi, terbitan Dewan Bahasa dan Pustaka
Dibandingkan di antara manuskrip yang ada dan sama ada di Perpustakaan Negara Malaysia, Pustakaan Nasional Jakarta, Perpustakaan Dewan Bahasa dan Dewan Bahasa, ataupun Perpustakaan Universiti Laiden Belanda, Maka Nampaknya manuskrip, Perpustakaan Nasional Jakarta MI 727 lebih utuh dan lebih lengkap serta tidak banyak rusak. Namun dari segi isi kandungan semua manuskrip itu lebih kurang sama.
Oleh karena itu Trasliterasi Syair Siti Zubaidah Perang China ini Mempergunakan manuskrip Jakartka MI 727 dan manuskrip perpustakaan negara MSS 25 yang didukung dengan semua manuskrip yang ada serta naskha cetakan Jawi dan Rumi. Trasliterasi ini bukan saja penting bagi kajian dari segi filologi tapi dari segi isi keseluruhannya yaitu jalan cerita, nama tempat, negeri, nama tokoh atau watak, istilah, simbol, dan alam geografi dan sebagainya, semua itu membantu untuk mengenal lokasi dan periodisasi peristiwa sejarah.
Seperti lazimnya sastra Melayu klasik, di samping berisi hal yang dapat dihubungangkan dalam peristiwa sejarah juga mengandung fiksi, simbolik dan unsur romantik seperti yang terdapat dalam buku “Sejarah Melayu” yang mengaitkan susur galur raja-raja Melayu dengan Iskandar Zulkarnain dari Macedonia, sama dengan hikayat klasik Sisilah Melayu dan Bulgis atau “Tuhfa Al-Nafis” yang mengaitkan jurai galur raja bugis dengan ratu balgis. Dalam sastra jawa klasik misalnya, Smarasanta mengaitkan juga keturunan Semar jawa dengan nabi adam, Nabi Sis, Syait Anwas, Sayid Anwar, Hyang Nurasa. Sementara itu dalam Tambo Minangkabau menghubungan tiga jurai Minangkabau, dengan jurai ke benua cina, jurai kebenua roh, dan jurai ke minangkabau sendiri. Keadaan yang sama keadaan ini kita dapati pula dalam sastra klasis Campa yang mengaitkan sejarah mereka dengan raja Anusyriwan dan sejarah kemakmuran islam di negeri itu dengan PO Allah dan baginda Ali serta merujukan negeri Kelantan sebagai Mekah mereka.
Unsur-unsur mengkaitkan hikayat sejarah dalam beberapa sejarah melayu klasik dengan Raja dan Negeri Asing terdapat dalam Syair Siti Zubaidah Perang China dengan menghubungkan negeri-negeri dalam syair itu dengan negeri-negeri atas di atas angin seperti Irakan Kistan, Parsi, Yaman, Yunan, Hindustan, Manggala, Portugal. Di samping itu nama tokoh Siti Zubaidah seolah-olah dikaitkan dengan istri Khalifah Harun Al-Rasyid Baghdad. Sementara itu terasa pula unsur sastra begaya panji seperti dapat dilihat dalam peranan siti zubaidah mencari suami sambil mengembara berperang dan menyamar dengan berpakaian laki-laki. Namun begitu patut juga di perhatikan bukalah perkara dongeng dalam sejarah klasik melayu ujudnya pahlawan-pahlawan wanita yang maju ke medan perang seperti Puteri Udroja dari negeri Tawalisi dari Semenanjung Melayu melawan maharaja Siam dalam abad ke 14, Puteri Poh Sah Ino, Puteri Campa melawan Yuwun (Vietnam) dalam abad ke 15, Raja Ungun dari Patani melawan Siam dalam abad ke 17 dan pahlawan Tjuk Nyak Din dari Aceh menentang Belanda dalam abad ke 19. Mereka itu berpakaian lelaki saat maju ke medan perang.
Pendek kata apa yang disebut dala Sejarah Melayu mengenai Campa dapat dihuraikan dan dikenal pasti periodisasi sejarahnya, makanya Syair Siti Zubaidah Perang China selain merupakan bahan yang penting dalam kajian sastra juga penting bagi kajian peristiwa sejarah.
Dalam mengkaji Syair Siti Zubaidah Perang China dari sudut peristiwa sejarah ini bukanlah bermaksud untuk mengocek sejarah peepreangan antara negara di zaman lampau untuk dikaitkan dengan geopolitik zaman sekarang, tetapi untuk mengenangahkan bahwa dalam satra melayu klasik juga terdapat dalam sastra China “Roman Tiga Kerajaan” dan “Perang dan Damai” dalam sastra moden barat.
Rahman Al-Ahmadi, Abdul. 1994. Syair Siti Zubaidah Perang China Perspektif Sejarah. Malaysia: Malindo Printers SDN. BHD.
0 Comments: