BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen produksi film berbeda dengan manajemen produksi pada umumnya, sebab film adalah hasil perpaduan antara seni dan teknologi. Hasil produksi tidak dilihat dari fisiknya saja, yaitu kaset atau CD atau seluloid, tetapi film juga dinilai dari isi kandungan atau pesan yang disampaikan kepada penontonnya.
Manajemen produksi film berhubungan dengan semua aktifitas/proses untuk mewujudkan suatu produksi sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Dalam manajemen berlaku istilah POAC ( Planning, Organizing, Actuating, Controlling ) Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan
B. Tujuan
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa bisa mengetahui seluk beluk dalam pembuatan film. Agar mahasiswa bisa menghargai karya film yang ada di Indonesia dan juga dapat menghasilkan karya film.
BAB
II
Pembahasan
Mengacu pada profesi yang pada keseluruhan proses produksi, berikut beberapa penjelasan tentang proses produksi dalam manajemen produksi film.
1. Pra produksi dan Development
Pra produksi adalah sebuah tahap persiapan sebelum kegiatan syuting dimulai. Proses ini sangat menentukan kelancaran kegiatan syuting nantinya. Oleh karena itu proses ini harus dijalankan dengan sebaik-baiknya. Ada beberapa pekerjaan pada pra produksi ini, diantaranya yaitu:
a. Pemilihan Style
Pemilihan style film yang akan dibuat harus sesuai dengan kemampuan skill yang kita miliki. Juga harus disesuaikan dengan budget yang tersedia. Apabila tidak, maka hasil dari film yang kita buat tidak akan maksimal, bahkan mungkin gagal total. Adapun beberapa style yang sering kita lihat yaitu :
1) Full animasi ( mengandalkan skill dibidang animasi )
2) Full Cinematografi ( mengandalkan skill dibidang sinematografi )
3) Gabungan antara keduanya.
b. Pemilihan Tema dan Ide Cerita
Tema merupakan garis besar visual yang akan kita buat. Pemilihan tema dilakukan secara brain storming. Misalnya temanya adalah alam, ghotic, humor, dan lain-lain. Setelah mendapatkan tema, kemudian kita buat detail dalam bentuk synopsis. Banyak melihat pada referensi adalah hal yang sangat baik. Bagi sebagian kita, referensi kadang membuat kita ingin membuat sesuatu diluar jangkauan ketrampilan kita. Hal ini kadang membuat kualitasnya tanggung atau jelek sama sekali. Pemilihan ide dan referensi ini sesuai dengan keterampilan kita agar tantangannya tetap ada. Jangan terlalu terjebak dengan aturan-aturan dalam pembuatan cerita film. Menurut pengalaman, hal ini dapat membuat sebuah film cerita tidak sama dengan aturan sebuah video lainnya.
Dalam pencarian sebuah ide untuk synopsis, harus memperhitungkan hal penting ini :
1. Penyesuaian budget
2. Feel
3. Skill
4. Lihat referensi
5. dan peralatan yang ada
Setelah synopsis jadi, selanjutnya dibuatlah script, story board, director script. Menurut pengalaman story board, meskipun cukup sulit dibuat namun cukup berguna, hanya saja jangan sampai terjebak dalam proses ini, karena kadang pembuatannya terlalu memakan waktu dan kurang akurat dengan kondisi saat syuting.
Director script cukup penting dibuat untuk kemudahan bagi sutradara pada pelaksanaan syuting. Director script juga sangat membantu dalam efesiensi waktu dan juga akurasi dalam memvisualisasikan script. Adapun format lain dalam penyususnan desain pra produksi ini yaitu :
a. Ide dan tema cerita
b. Sinopsis
c. Outline
d. Skenario
e. Analisa scenario :
· Analisa pesan
· Analisa karakter
· Analisa setting
· Analisa property
· Analisa wardrobe
f. f. Breakdown & Sub breakdown
g. g. Hunting Plan
h. h. Hunting
i. Hunting report ( pemain, property, wardrobe, lokasi, transportasi, logistic, akomodasi )
j. j. Direcror shot
k. k. Floor plan
l. l. Storyboard
m. m. Desain proses & jadwal
n. n. Desain budget
o. o. Konsep penyutradaraan, art, kamera, sound, editing
p. p. Estimasi budget art dan kamera termasuk kedalam desain budget
q. q. List property dan wardrobe yang termasuk kedalam hunting report
r. r. Crew list
c. Persiapan Produksi
Setelah proses diatas berjalan dan selesai, proses selanjutnya adalah sebagai berikut :
· Pembentukan tim kerja
· Pemilihan talent dan ekstras (dengan audisi)
· Penyediaan art properties, costum dll
· Pencarian lokasi dan perijinan
· Penyediaan peralatan syuting
Proses-proses tersebut diatas sangat penting demi kelancaran syuting. Apabila salah satu proses terabaikan, maka kegiatan syuting akan terganggu. Meskipun kita bekerja dengan budget yang rendah namun proses diatas harus tetap dijalankan. Penghematan biaya biasa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan meminimalkan jumlah kru ( tetap ada batasan maksimal ). Atau dengan menggunakan fasilitas gratis.
2. Produksi
Tahapan ini dimana hampir seluruh team work mulai bekerja. Seorang sutradara, produser atau line produser sangat dituntut kehandalannya untuk mengatasi kru dalam tiap tahap ini. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Manajemen Lapangan
Manajemen lapangan mencakup beberapa hal, yaitu:
• Manajemen lokasi ( perijinan, keamanan, keselamatan )
• Talent koordinasi ( koordinasi kostum, make up dll )
• Manajemen waktu ( koordinasi konsumsi, kecepatan kerja, penyediaan alat )
• Crew koordinasi ( koordinasi para kru )
Attitude dalm bekerja merupakan hal yang sangat penting. Kesabaran, pengertian dan kerjasama merupakan attitude yang diperlukan untuk mencapai sukses. Berdoa sebelum bekerja dan briefing sebelum memulai merupakan hal yang baik untuk menyatukan semangat, visi dan attitude yang diinginkan. Jangan pernah kehilangan control emosi pada saat syuting. Apalagi semua bekerja dengan keterbatasan waktu.
b. Kegiatan Shooting
Tahap ini adalah tahap dimana kepiawaian sutradara, DOP, dan kru sangat menentukan. Kualitas gambar adalah selalu ingin kita capai. Oleh karena itu penguasaan kamera dan ligthing sangatlah penting. Untuk mencapai hasil maksimal dengan alat yang kita gunakan, ada beberapa hal yang harus kita ketahui.
1. Shooting outdoor
Shooting outdoor biasa menekan budget, namun harus berhati-hati melakukannya karena sangat bergantung dari keadaan cuaca saat syuting dilakukan. Beberapa yang harus dipersiapkan saat syuting outdoor adalah :
• cahaya matahari ( hard, soft )
• reflector ( silver, gold )
• hujan buatan
• camera setting ( irish, speed, white balance, focus)
• crowd control ( working with ekstras )
2. Shooting indoor
Shooting indoor lebih cepat terkontrol daripada shooting outdoor, namun dibutuhkan peralatan yang cukup lengkap. Antara lain :
• penggunaan lighting sederhana
• penggunaan filter
• make up
• pemilihan back ground
• monitor
3. Visual efek
Beberapa trik mudah untuk dilakukan untuk membuat video kelihatan lebih menarik antara lain dengan :
• reserve motion
• fast motion ( normal lipsync )
• slow motion (normal lipsync )
• crhoma key ( blue screen )
Beberapa hal lain pada saat produksi yang juga perlu untuk diperhatikan yaitu :
• makan/ logistik
• sewa peralatan
• film
• transportasi
• akomodasi
• telekomunikasi
• dokumentasi
• medis
3. Pasca Produksi
Tahap ini adalah tahap penyelesaian akhir dari semua kegiatan shooting yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Kesalahan pada waktu shooting sebagian mungkin diselesaikan pada tahap ini.
a) Editing
Kerjasama sutradara dan editor adalah diperlukan. Editing sebuah film membutuhkan rasa, oleh karena itu diperlukan pemahaman emosi yang akan diedit. Pemahaman tentang software yang digunakan juga sangat membantu maksimalnya hasil editing. Beberapa yang dilakukan antara lain :
· capturing ( optimalisasi )
· format file
· feel
· colouring
· fades and cuts
· kualitas gambar ( film look )
b) Pemilihan format akhir
Format akhir dari film harus sesuai dengan yang telah disepakati bersama saat pra produksi.
Beberapa yang menjadi acuan kerja, serta masuk dalam anggaran kerja pasca produksi adalah :
1. Lab/ ruang editing
2. Editor
3. Mixer
4. Sound, director, enginer
5. Telecine
6. Konsumsi
7. Transportasi
8. Telekomunikasi
9. Mastering
10. poster
4. Bedah Film ( The Making Of )
Adalah pembahasan tentang pembuatan film selama pra hingga pasca.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Produksi Film, selain mengurusi hal teknis juga berhubungan dengan usaha penciptaan/kreatifitas, artistik, teknologi dan manusia. Manajemen produksi film mengacu pada SOP ( standard operational procedure) yang terdiri dari empat tahapan yakni, Pre Production(pra produksi), Production (produksi), Post Production (pasca produksi) dan Bedah Film ( the Making Of).
DAFTAR PUSTAKA
Karsito, Eddie. 2008. Menjadi Bintang. Jakarta: PT. Cahaya Insan Suci.
0 Comments: