2020-11-07

Tugas pengantar filologi


Bab III

SEJARAH PERKEMBANGAN FILOLOGI

Kebudayaan yunani lama merupakan salah satu dasar yang sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakata barat pada umumnya. Ilmu filologi yunani lama merupakan ilmu yang penting untuk menyajikan kebudayaan yunani laa yang hingga abad ini tetap berperan dalam memperluas dan memperdalam pengetahuan mengenai suber dari sejarah ilmu pengetahuan.

            Para penulis barat sering kali mengutip mitologi yunani kuno apabila mereka memerlukan perumpamaan yang dapat lebih menjelaskan jalan pikiran mereka. Ilmu filologi akarnya adalah dari kebudayaan yunani kuno.

 3.1 Filologi Eropa Daratan

            Ilmu filologi tumbuh dan berkembang dikawasan kerajaan yunani, yaitu di kota Iskandariyah di benua Afrika pantai Utara.

3.1.1 Awal pertumbuhannya

            Awal kegiatan filologi di kota Iskandariyah dilakukan oleh bangsa yunani pada abad ke-3 SM. Bangsa ini berhasil membaca naskah-naskah yunani lama yang ditulis pada abad ke-8 SM. Dalam huruf yang berasal dari huruf bangsa vunisia yang kemudian dikenal dengan huruf yunani.

            Di kota Iskandariyah pada abad ke-3 SM terdapat pusat ilmu pengetahuan karena di tempat itu banyak dilakukan telaah naskah-naskah lama oleh para ahli, para penggarap naskah tersebut dikenal dengan ahli filologi dan yang pertama memakai nama itu adalah ERASTOTHENES.

            Metode yang mereka gunakan untuk menelaah naskah tersebut dikenal dengan ilmu filologi, metode tahap awal kemudian berkembang dari abad ke abad. Metode awal mereka hanya memperbaiki huruf dan bacaannya, ejaannya, bahasanya, tata tulisannya, kemudiann menyalinnya dalam keadaan yang mudah dibaca, bersih dari kesalahan-kesalahan. Para ahli filologi tarap awal ini menguasai ilmu dan kebudayaan yunani lama dan dikenal dengan aliran Iskandariyah.

            Setelah Iskandariyah jatuh kekuasaan Romawi, kegiataan filologi berpindah ke Eropa Selatan yang berpusat di kota Roma melanjutkan tradisi filologi yunani lama.

3.1.2  Filologi di Romawi Barat dan Romawi Timur

3.1.2.1 Filologi Romawi Barat

            Kegiatan filologi Romawi Barat diarahkan kepada penggarapan naskah dalam bahasa latin sejak abad ke-3 SM. Naskah latin itu berupa puisi dan prosa diantaranya tulisan cicero. Sejak terjadinya kristenisasi di Benua Eropa, kegiatan filologi di Romawi Barat dilakukan juga untuk menelaah naskah keagamaan. Akibatnya naskah yunani ditinggalkan.

3.1.2.2 Filologi Romawi Timur

            Pada waktu telaah teks yunani mundur di Romawi Barat di Romawi Timur muncul pusat studi teks Yunani, mesalnya di Atena.

Pada waktu telaah teks yunani berkembang di Romawi Timur, dirasakan kurangnya ahli  yang melakukan kegiatan itu.

3.1.3 Filologi di zaman Renaisans

            Renaisans adalah periode rakyat cenderung kepada dunia Yunani atau kepada aliran Humanisme. Renaisans awalnya merupakan gerakan dikalangan para sarjana dan seniman, tetapi selanjutnya meningkat menjadi perubahan cara berfikir dikalangan umat beradap. Kata humanisme berasal dari kata humaniora (yunani) atau umanista (latin) yang berarti guru yang mengelola tata bahasa, retorika, puisi, dan filsafat.

            Pada zaman Renaisans, metode kajiannya berpijak pada pengkritikan teksnya dan sejarahnya, seperti karya Lavatolovati.

Penemuan mesin cetak oleh  Gutenberg dari Jerman pada abad ke-15 menyababkan perkembangan baru di bidang filologi misalnya penerbitan teks menjadi lebih banyak dan penerbitannya juga menjadi lebih luas.

3.2. Filologi di kawasan Timur Tengah

            Sejak abad ke-4 beberapa kota di Timur Tengah telah memiliki perguruan tinggi, pusat studi berbagai ilmu pengetahuan yang berasal dari yunani seperti Gaza. Kota EDESSA pada abad ke-5 dilanda perpecanan gerejani maka banyaklah ahli filologi yang berasal dari kota itu berpindah ke kawasan persia.

            Pada zaman dinasti Abasiah, studi naskah dan ilmu pengetahuan yunani semakin berkembang dan puncak perkembangan itu pada pemerintahan makmum. Pada zaan ini tidak jelas apakah kegiatan itu mengerjakan naskah yunani atau tidak.

            Setelah islam berkembang dan meluas di kawasan di luar negara Arab, sastra islam berkembang dan maju di daerah persi pada abad ke-10 hingga abad ke-13 misalnya Mantiq Alfair susunan Fariq Aldin.

            Pada abad ke-17, telaah teks klasik Arab dan persi di Eropa telah dipandang mantap, terutama Camberidge dan Oxford. Di Inggris banyak di pelajari karya sastra arab dan persi seperti 1001 malam.

3.3 Filologi dikawasa Asia : India

            Keluhuran budaya India telah terungkap dengan berbagai penelitian terutama penelitian terhadap dokumen berupa tulisan seperti prasasti seperti naskah. Filsafat yunani diduga telah mempengaruhi sistem filsafat india.

            Kontak bangsa India dengan bangsa Persi terjadi karena adanya keadaan alam. Karya sastra India banyak yang diterjemahkan ke dalam bahasa Persi misalnya Sukasaptati

3.3.1 Naskah-naskah Indiah

            Naskah bangsa India yang paling tua adalah berupa kesastraan weda yang mengandung empat bagian: Regweda, Samaweda, Yajurweda, Atarwaweda yang disusun pada abad ke-6 SM. Selain naskah yang bernafaskan agama dan filsafat naskah lama india juga berisa Wiracarita, misalnya Mahabarata.

3.3.2 Telaah filologi terhadap naskah India

            Naskah India mulai ditelaah sejak kedatangan bangsa barat 1498 Tata bahasa sangskerta mula-mula ditulis oleh HANXLEDEN. Bangsa Pada awal abad ke-19, dikenal nama Alexmder Hanilton dan Friedrich schgesel yang dipandang sebagai

 yang memajukan studi naskah Sansekerta di Eropa.

 

3.4 Filologi di kawasan Nusantara

3.4.1 Naskah Nusantara dan Para Pedagang Barat

            Keinginan mengkaji naskah nusantara mulai timbul dengan kedatangan bangsa Barat dikawasan ini pada abad ke-16.

 

Deret-deret morfologi, hirarki bahasa, dan bentuk asal serta bentuk dasar morfologi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mengajar kan seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap dan arti kata. Morfologi mengkaji tentang satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Selain objek kajian, dalam morfologi juga terdapat istilah Deretan Morfologik atau disebut juga paradigma. Deretan morfologi bermanfaat bagi penentuan morfem-morfem.Deretan morfologi adalah suatu daftar atau deretan yang memuat atau berisi kata-kata yang berhubungan, baik dalam bentuk maupun dalam maknanya. Agar kita mengetahui suatu kata terdiri dari berapa morfem, maka kita harus membandingkan kata tersebut dengan kata-kata lain dalam deretan morfologi.

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, dapat disimpulkan perumusan masalah nya sebagai berikut :

1.     Apa yang dimaksud dengan deretan morfologi ?

2.     Bagaimana proses pembentukan pada deretan morfologi ?

3.     Bagaimana proses pembentukan hirarki bahasa ?

4.     Bagaimana proses pembentukan identifikasi bentuk asal dan bentuk dasar dari morfologi?

1.3  tujuan

1.     untuk mengetahui pengertian deretan morfologi

2.     untuk mengetahui proses pembentukan pada deretan morfologi

3.     untuk mengetahui proses pembentukan hirarki bahasa

4.     untuk mengetahui proses pembentukan identifikasi bentuk asal dan bentuk dasar dari morfologi

 

    

 

 

 

 

  BAB II

       PEMBAHASAN

2.1 Deretan Morfologi

            Deretan morfologik adalah suatu deretan atau suatu daftar yang memuat katA-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.misalnya kita dapati kata kejauhan untuk mengetahui apakah kata itu terdiri dari satu morfem atau beberapa morfem,haruslah kata itu di perbandingkan dengan kata-kata lain dalam deretan morfologik. Disamping kejauhan terdapat menjauhkan, dijauhkan, terjauh, berjauhan, menjauh,dijauhi ; jadi deretan morfologiknya sebagai berikut :

kejauhan

menjauh

dijauhkan

terjauh

berjauhan

 menjauhi

dijauhi

                                                                                                                        

Jauh

Dari perbandingan kata-kata yang terdapat dalam deretan morfologi diatas, dapat disimpulkan adanya morfem jauh, sebagai unsur yang terdapat pada tiap-tipa anggota deretan morfologi, hingga dapat dipastikan bahwa kata kejauhan terdiri dari morfem jauh dan morfem ke –an., menjauhkan terdiri dari morfem-morfem meN-, jauh dan –kan, dijauhkan terdiri dari morfem-morfem di-, jauh dan –kan, terjauh terdiri dari morfem ter- dan jauh , berjauhan terdiri dari morfem jauh, dan ber –an, menjauhi terdiri dari morfem meN-, jauh dan –i  dan kata dijauhi terdiri dari morfem-morfem di, -jauh dan –i.

Selain contoh di atas, ada juga contoh lain yaitu bertemu, kita juga lazim mendengarkan kata ditemukan, menemui, temukan, ditemui, pertemuan,penemuan, penemu, menemukan dan menemui. Berdasarkan kata-kata tersebut maka deretan morfologinya adalah sebagai berikut :

 

Ditemukan

bertemu

Menemui

Temukan

Ditemui

Pertemuan

Penemuan

Penemu

Menemukan

                                                                                                 

                                                                       Temu

kata

 

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

 

kata

ditemukan

 

 

bertemu

 

menemui

 

temukan

 

ditemui

 

pertemuan

 

penemuan

 

penemu

 

menemukan

 

menemui

terdiri dari morfem di-, temu dan morfem -kan

 

terdiri dari morfem ber-,dan  morfen temu

 

terdiri dari morfem me-, temu dan morfem –i

 

terdiri dari morfem temu, dan morfem -kan

 

 terdiri dari morfem di-temu dan morfem -i,

 

 terdiri dari morfem temu dan morfem per-an

 

terdiri dari morfem pe-, temu dan -an

 

terdiri dari morfem pe-, morfem temu

 

 terdiri dari morfem me-,  temu dan morfem -kan

terdiri dari morfem me, temu. Dan morfem -i

 

2.2 Hirarki kata

      Hirarki kata adalah susunan, pembentukan, tingkatan, atau penjenjangan kata. Jika kita membahas tentang hirarki kata maka maka pada prinsipnya kita berbicara tentang mengenai unsur langsung yang membentuk sebuah kata . dalam proses afiksasi (pengimbuhan) sebuah afiks diimbuhkan pada bentuk dasar sehingga menjadi sebuah kata. Contoh pada dasar tulis diimbuhkan afiks me- maka akan menghasilkan kata menulis yaitu sebuah kata kerja aktif.

    Dengan deretan morfologi dapat ditentukan bahwa suatu satuan, misalnya terjauh, terdiri dari dua morfem, ialah ter- dan jauh ; berpakaian terdiri dari tiga morfem, ialah ber-, pakai dan-an ; berperikemanusiaan terdiri dari empat morfem, ialah ber-, peri, ke,-an dan manusia.

   Jika dilihat sepintas lalu, kelihatan seolah-olah morfem yang menjadi unsur daripada satuan yang lebih besar itu sekaligus dalam satu deretan membentuk satuan itu. Memang demikian hal nya pada terjauh, tetapi tidak demikian halnya pada berpakaian. Pada berpakain morfem –an melekat dahulu pada morfem pakai, menjadi pakaian , kemudian baru morfem ber- melekat padanya menjadi berpakaian. Dengan kata lain, unsur yang langsung membentuk kata berpakaian bukannya ber-, pakai dan –an, melainkan ber- dan pakaian. Selanjutnya pakaian terdiri dari unsur yang langsung membentuknya, ialah pakai dan –an. Diagram nya sebagai berikut :

Berpakaian

 

                                   pakaian

                                                              

                                                                  ber                 pakai                          an   

 

contoh lain misalnya kata per- bacaan. Satuan yang satu tingkat lebih kecil dari padanya ialah pembaca dan bacaan. Keduanya terdapat dalam pemakaian bahasa. Kesimpulannya, berdasarkan taraf pertama pembacaan mungkin terbentuk dari unsur pembaca dan - an , mungkin terdiri dari unsur peN- dan bacaan.

Untuk menentukan unsur kata pembacaan , diperlukan kata kedua, ialah faktor arti atau makna. Kata pembacaan mempunyai arti hal membaca, atau suatu abstraksi dari perbuatan membaca. Kalau pembacaan terbentuk dari unsur peN- dan bacaan tentulah makna peN- tidak sesuai dengan arti yang dinyatakan dengan kata pembacaan, karna afiks peN- pada umumnya menyatakan :

1. Orang yang ( biasa ) melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar, atau mungking pula menyatakan alat yang biasa dipakai untuk melakukan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya pemimpin, pencukup, penulis, pencipta, penglaris, dan sebagainya.

2. Orang yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya penakut, pemalu, pemberani, pemusik, penyayang, dan sebagainya.

3. Sesuatu yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya penyakit, penawar, pemerah, (kaca) pembesar, dan sebagainya.

4. Orang yang biasa melakukan tindakan berhubungan dengan benda yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya laut, penyair, penyanyi , dan sebagainya.

Demikian pula apabila kata pembacaan terbentuk dari unsur pembaca dan-an, tnentu makna- an tidak sesuai dengan arti yang dinyatakan oleh kata pembacaan karena afiks-an pada umunya menyatakan:

1. Sesuatu benda yang berhubungan dengan perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya timbangan, tulisan, makanan, minuman, cucian, karangan, bawaan, masukan, dan sebagainya.

2. Yang berhubungan dengan benda yang tersebut pada bentuk dasar. Misalnya harian, bulanan, mingguan, literan, botolan.

Dari faktor diatas jelaslah bahwa pembacaan terbentu dari unsur peN-an dan baca.

Contoh lain, kata pemikiran. Satuan yang satu tingkat lebih kecil dari padanya ialah pemikir atau pikiran. Berdasarkan taraf pertama kata pemikiran mungkin terdiri dari unsur pemikir dan-an, mungkin pula terdiri dari unsur peN- dan pikiran. Tetapi dari taraf kedu, ialah faktir arti, jelaslah bahwa kata pemikiran terbentuk dari unsur peN-an dan pikir.

Kata mengambilkan berbeda dengan kata pembacaan dan kata pemikiran. Disamping mengambilkan terdapat mengambil dan ambulkan. Maka pada taraf pertama dapat ditenukan bahwa kata tersebut mungkin terdiri dari unsur mengambil dan-kan, dan mungkin pula terdiri dari unsur meN-dan ambilkan. Taraf kedua, ialah faktor arti, memungkinkan pula kita berpendapat demikin. Maka keimpulannya kata mengambilkan mungkin terdiri dari unsur mengambil dan-kan dan mugkin pula terbentuk dari unsur meN-dan ambilkan. Tetapi tidak mungkin kata mengambilkan terdiri dari unsur meN-kan satuan yang satu tingkat lebih kecil dari padanya ialah meng- dan ambilkan.

2.3 Bentuk asal dan bentuk dasar

Bentuk asal atau kata dasar adalah satuan terkecil yang menjadi asal atau permulaan suatu kata kompleks. Contoh berkemauan terbentuk dari kata dasar mau , kemudian mendapat afiks ke,-an jadilah kemauan yang seterusnya mendapat afiks ber menjadi berkemauan.

Sebuah morfem dasar dapat menjadi bentuk dasar atau dasar dalam suatu proses morfologi. Artinya, dapat diberi afiks tertentu dalam proses afiksasi, yang dapat digabung dengan morfem yang lain dalam suatu proses komposisi ataupemajemukan.

Contoh bentuk asal sebagai berikut :

1.      Pergi dalam kata berpergian

2.      Datang dalam kata berdatangan

3.      Maju dalam kata kemajuan

4.      Dapat dalam kata mendapatkan

5.      Lihat dalam kata melihat

 

Bentuk dasar biasanya digunakan untuk menyebut sebuah bentuk yang menjadi dasar dalam suatu proses morfologi. Bentuk dasar ini dapt berupa morfem tunggal, tetapi dapat juga berupa gabungan morfem. Bentuk dasar adalah satuan, baiktunggal atau komleks, yang menjadi dasar pembentukan bagi satuan yang lebih besar atau lebih komleks. Contoh berteriak terdiri dari morfem ber- dan teriak. Maka yang menjadi bentuk dasar dari berteriak itu adalah teriak. Conth lain yaitu bersandaran terdiri dari bentuk dasar sandaran dengan afiks ber- , seterusnya kata sandaran terdiri dari bentuk dasar sandaran dengan afiks ber-,seterusnya kata sandaran terdiri dari bentuk dasar sandar dan afiks –anberikut adalah contoh lain bentuk dasar :

 

Kata

Bentuk Asal

Bentuk Dasar

Keanekaragaman

Aneka ragam

Aneka ragam

Berlarian

lari

lari

Berkeliaran

liar

liar

Mengikatkan

ikat

ikatkan

Ikatkan

ikat

ikat

Berpeluk-pelukan

peluk

pelukan

Pelukan

peluk

peluk

Berkelanjutan

lanjut

kelanjutan

Kelanjutan

lanjut

lanjutan

Lanjutan

lanjut

lanjut

 

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk asal ada kalanya sama dengan bentuk dasar namun perlu kita ketahui bentuk asal selalu berupa bentuk tunggal, sedangkan bentuk dasar mungkin berupa bentuk tunggal, mungkin pula berupa bentuk kompleks.

 

 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Deretan morfologik adalah suatu deretan atau suatu daftar yang memuat kat-kata yang berhubungan dalam bentuk dan artinya.misalnya kita dapati kata kejauhan untuk mengetahui apakah kata itu terdiri dari satu morfem atau beberapa morfem,haruslah kata itu di perbandingkan dengan kata-kata lain dalam deretan morfologi. Dengan deretan morfologi dapat ditentukan bahwa suatu satuan.